Sunday, April 23, 2017

Apa yang dimaksud dengan Berakar dan Berdasar pada Efesus pasal 3?




Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. (Efesus 3:16 dan 17)

Istilah berakar dan berdasar cukup sering kita ucapkan di dalam kosa kata sehari-hari di antara pergaulan orang-orang Kristen. Hal ini terjadi, karena kedua kata tersebut memang merupakan istilah yang dipakai oleh Alkitab, sehingga sebagai orang Kristen kitapun menjadi cukup familiar dengan kedua istilah tersebut.

 
Buku Hearing God Everyday. Klik disini.
 
Namun apakah arti dari berakar dan berdasar tersebut?

Berakar dan berdasar adalah istilah yang erat kaitannya dengan diri kita, baik sebagai seorang pribadi yang percaya pada Tuhan Yesus, maupun sebagai bagian dari gereja yang merupakan kumpulan orang-orang yang percaya pada Tuhan Yesus. Oleh karena itu, membahas tentang kedua istilah ini membuat kita tidak hanya membahas tentang diri kita, melainkan harus pula membahas tentang gereja.

Pengertian dari Berakar
Istilah “berakar” memiliki kaitan yang erat dengan tanaman, karena tanamanlah yang kita tahu memiliki akar untuk menopang hidupnya. Oleh karena itu, istilah berakar mengacu pada sesuatu makhluk yang hidup atau sesuatu yang memiliki kehidupan.

Tuhan Yesus sendiri dalam pengajaran-Nya pernah pula memakai analogi tanaman untuk menjelaskan bagaimana bentuk hubungan kita dengan Dia. Dalam Yohanes 15:5 Tuhan Yesus pernah berkata: Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Dalam kalimat tersebut Tuhan Yesus mengibaratkan diri-Nya sebagai pohon anggur utama dan kita orang percaya adalah ranting-ranting yang hidupnya bergantung pada pohon anggur tersebut. Ini adalah suatu analogi yang menggambarkan tentang betapa eratnya dan dekatnya bahkan betapa vitalnya hubungan kita dengan Yesus Kristus. Tanpa Kristus kita tidak akan dapat hidup. Bagaimana mungkin sebuah cabang dapat hidup apabila ia dipotong dari pohon utamanya? Apabila ada manusia yang hidupnya dapat terlepas dari Yesus, maka dapat dikatakan bahwa manusia itu memang bukan bagian dari Yesus.

Sebagai seorang pribadi, penting sekali bagi kita untuk tetap memiliki relasi yang hidup dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Yesus adalah Tuhan, Yesus adalah Allah, namun Dia bukanlah Tuhan atau Allah yang jauh di sana yang terpisah dari kita, melainkan Dia adalah Allah yang memiliki relasi pribadi dengan kita sebagai orang percaya. Hidup kita bukanlah milik kita sendiri, hidup kita bukan sesuatu yang bisa dipisahkan dari Yesus karena Dia adalah sumber kehidupan kita.
Dalam kaitan hidup berhubungan dengan Allah, maka kehidupan kita bukanlah melulu berisi kegiatan-kegiatan dan ritual-ritual keagamaan, dan bukan pula berisi ibadah-ibadah saja. Kehidupan kita seharusnya diisi oleh sesuatu yang bersifat hubungan pribadi dengan Allah kita, yaitu Yesus Kristus.

Jika kita memandang hubungan kita dengan Tuhan hanya sebatas kegiatan dan ritual keagamaan saja, maka dengan mudah hal tersebut dapat dipisahkan dari kegiatan dan ritual kehidupan kita sehari-hari lainnya, seperti bekerja di kantor, mencangkul di sawah, sekolah, berkumpul bersama teman, tamasya dan lain sebagainya. Kita hanya merasa terhubung dengan Tuhan pada saat kita berada di rumah ibadah atau pada hari-hari ibadah saja. Di luar itu, maka seolah-olah ada kehidupan yang menjadi milik kita, domain kita, di bawah kendali kita, yang dapat kita isi sesuai dengan kesenangan kita.

Tetapi jika kita memandang hubungan kita dengan Tuhan sebagai sesuatu hubungan pribadi yang hidup, maka hal itu melampaui kegiatan keagamaan, melampaui ritual dan melampaui hari-hari ibadah. Hubungan yang hidup mengindikasikan keseluruhan hidup kita yang terhubung dengan Dia. Itu sebabnya, tidak mengherankan jika Rasul Paulus menulis bahwa ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. (Roma 12:1). Kata kuncinya adalah seluruh tubuh sebagai persembahan. Atau dengan kata lain, seluruh area kehidupan kita dipersembahkan kepada Tuhan. Tidak ada area kita, domain kita, kekuasaan kita, yang ada adalah area Tuhan, domain Tuhan dan kekuasaan Tuhan.

Dalam kaitannya dengan gereja, maka istilah berakar ini merupakan suatu pedoman tentang bagaimana sebuah gereja harus melihat dirinya sendiri. Gereja harus memiliki visi kehidupan bagi dirinya sendiri, artinya, gereja harus benar-benar melihat apakah dirinya sendiri sudah memiliki suatu kehidupan yang berakar di dalam Yesus Kristus atau tidak. Gereja bukanlah pertama-tama mengenai bangunannya atau gedungnya, gereja terutama berbicara tentang orang-orangnya. Gereja bukan pertama-tama berbicara tentang ritualnya atau kegiatannya tetapi gereja terutama berbicara tentang hubungan pribadi gereja itu dengan Yesus Kristus.

Bagian tentang gereja ini akan dapat lebih mudah dipahami setelah kita membahas pengertian dari istilah “berdasar.”

Pengertian dari Berdasar
Istilah “berdasar” memiliki kaitan dengan bangunan atau gedung. Gedung tidak mungkin muncul begitu saja. Gedung adalah sesuatu yang harus dibangun. Dalam pembangunan gedung, ada sebuah upaya, ada rencana, ada organisasi, ada peraturan dan lain sebagainya yang memungkinkan rencana pembangunan gedung tersebut dapat tercapai. Dan sebuah gedung baru dapat berdiri, apabila gedung tersebut mempunyai dasar yang kokoh.

Oleh karena itu, hidup kita sebagai pribadi dikatakan harus memiliki dasar, artinya hidup kita pun harus diorganisasikan dengan baik, diupayakan dengan baik dan dibangun dengan baik. Kita dapat membayangkan bagaimana seseorang membangun gedung. Pertama mereka menggali tanah, membangun pondasi, membangun kerangka dan seterusnya. Tetapi bagaimana membangun sebuah hidup?

Membangun sebuah hidup dapat dimulai dari membangun kegiatan-kegiatan yang baik, kebiasaan-kebiasaan yang baik, memiliki rencana-rencana yang baik, tujuan yang baik, cara berpikir yang baik serta cara-cara mengambil tindakan yang baik. Hidup kita berisi serangkaian kebiasaan, sejak pagi hari kita membuka mata, kita melakukan berbagai macam aktivitas yang apabila terus menerus kita lakukan, maka akhirnya terbentuklah sebuah kebiasaan. Dan sebagai orang yang telah jatuh ke dalam dosa, kita acap kali memiliki kebiasaan-kebiasaan yang berdosa.

Oleh karena itu, memiliki hidup yang berdasar di dalam kasih Yesus, dapat kita pahami sebagai memiliki kehidupan yang diisi dengan kebiasaan-kebiasaan yang memiliki kaitan dengan kasih Kristus Yesus.

Sebagai contoh: sebagai orang yang berdosa, kita memiliki kebiasaan berpikir bahwa pencarian tertinggi dari kehidupan adalah kekayaan atau uang. Namun setelah kita mengenal Yesus Kristus, kita kini punya kebiasaan berpikir yang berbeda, yaitu bahwa pencarian tertinggi dari kehidupan adalah mengenal Pribadi Kristus.

Perubahan dari kebiasaan berpikir yang satu menjadi kebiasaan berpikir yang lain bukanlah sesuatu yang dapat terjadi begitu saja. Harus ada upaya, kesadaran, kemauan, serta langkah-langkah konkret untuk menjadikan kebiasaan berpikir yang baru itu dapat menjadi milik kita. Proses pembentukan kebiasan-kebiasaan baru inilah yang dapat dikategorikan sebagai sebuah pembangunan dasar atau pondasi yang baru.

Berdasarkan Efesus 3:16 dan 17 di atas, kita belajar bahwa untuk membangun sebuah kehidupan di dalam cara yang Tuhan kehendaki memerlukan sebuah usaha dan upaya. Kita butuh untuk mengubah kebiasaan kita, kita perlu menggali Alkitab Firman Tuhan untuk mencari kebenaran, kita butuh mengorganisir kehidupan kita agar iman kita dapat terjaga dan terus bertumbuh. Kita butuh aktivitas, kegiatan, rencana, arah serta tujuan yang jelas dan sesuai dengan Firman. Itulah cara kita membangun hidup kita.

Kesimpulan:
Jadi di dalam istilah berakar kita berbicara tentang kehidupan, sedangkan di dalam istilah berdasar kita berbicara tentang aktivitas yang kita bangun untuk mengisi kehidupan itu sendiri.

Berakar dan berdasar dapat pula kita sandingkan antara organisma dan organisasi. Organisma adalah mahkluk yang hidup, tetapi organisasi adalah sekumpulan makhluk hidup yang bekerja bersama dengan diatur oleh aturan tertentu, untuk mencapai sesuatu arah tertentu melalui kegiatan-kegiatan tertentu. Kehidupan perlu di jaga oleh aturan. Namun sebuah aturan pun harus menjadi aturan yang menghidupkan. Organisma harus diorganisasikan, tetapi organisasi pun harus menjadi organisasi yang dapat menghidupi organisma tersebut.

Dalam kehidupan kita sebagai pribadi, hidup baru kita sebagai orang percaya merupakan pemberian Cuma-Cuma dari Tuhan. Tetapi apakah kita kemudian akan giat membaca Alkitab atau apakah kita akan giat berdoa kepada Tuhan, itu merupakan pilihan dan tanggungjawab kita. Ketika kita memutuskan untuk membangun kehidupan kita dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, maka hidup yang kita miliki itu akan makin bertumbuh dan berbuah.

Sebuah gereja, dapat saja memiliki sangat banyak kegiatan atau aktivitas yang rohani, namun belum tentu gereja tersebut berakar di dalam Yesus. Sebuah gereja yang meninggalkan Firman Tuhan dan pengajaran yang bertanggung jawab atas Firman Tuhan tersebut pada dasarnya bukan gereja yang berakar di dalam Yesus.

Atau sebaliknya, dapat saja seseorang membaca dan mempelajari Firman Tuhan serta setia mendengar pengajaran Firman Tuhan yang benar dan bertanggungjawab, namun apabila ia tidak melakukan kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan kehendak Tuhan, maka sekalipun ia dikatakan berakar di dalam Yesus, namun hidupnya kurang dibangun di atas dasar kepercayaannya itu.

Singkatnya, organisma ada terlebih dahulu dan berasal dari Tuhan, setelah itu barulah muncul organisasi yang membantu organisma tersebut bukan saja hidup, melainkan juga bertumbuh.

Oleh karena itu, berakar dan berdasar ini merupakan satu kesatuan, kita harus memperhatikan kedua-duanya. Pengetahuan kita tentang Yesus Kristus harus diwujudnyatakan dalam aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Demikian pula sebaliknya, aktivitas kehidupan kita sehari-hari harus di dasarkan pada pengetahuan yang benar tentang Yesus Kristus. Inilah pengertian yang mendasar dari istilah “berakar dan berdasar di dalam Kristus”

Semoga melalui tulisan ini, kita menjadi sadar bahwa menjadi orang Kristen itu bukan sekedar menjalani kehidupan agamawi atau menjalani ritual-ritual agama saja, menjadi orang Kristen itu pertama-tama sekali adalah mengenai kehidupan kita yang terikat dan bersumber pada Satu Pribadi yaitu Yesus Kristus.

Agama lain memiliki ritualnya sendiri-sendiri, namun sudah pasti mereka tidak terikat dan bersumber pada Yesus Kristus, mereka bahkan tidak percaya bahwa Dia adalah Allah. Inilah yang membedakan antara agama lain dengan kekristenan. Bukan beda dalam ritual, tetapi beda di dalam sumbernya. Seseorang dapat saja mengaku Kristen, tetapi ketika mereka meninggalkan Firman Tuhan (sumber utama untuk mengenal Pribadi Yesus Kristus), maka orang itu belum mengerti kekristenan yang sesungguhnya. Ia hanya sekedar menjalani ritual agama Kristen saja, namun bukan disebut sebagai bagian dari kekristenan. Kekristenan berakar dan berdasar di dalam Kristus.

Catatan:
Sebetulnya Efesus 3:17 menyebut kalimat “berakar dan berdasar di dalam kasih” namun kita tahu bahwa Kristus itu sendiri adalah kasih. Itu sebabnya dalam tulisan ini antara Kristus dan kasih tidak dipisahkan dalam penjelasannya.

Keywords:
Berakar di dalam Kristus
Berdasar di dalam Kristus
Berakar dan berdasar di dalam kasih
Berakar dan berdasar di dalam Kristus
Penjelasan Efesus 3:17
Tafsiran Efesus 3:17
Penjelasan singkat Yohanes 15:5
Penjelasan singkat Roma 12:1
Pengertian berakar dan berdasar dalam Kristus konteks pribadi
Pengertian berakar dan berdasar dalam Kristus konteks gereja
Organisme dan organisasi
Mengapa kita perlu berakar dan berdasar di dalam Kristus?

Artikel Kristen lainnya:

Siapakah yang dapat diselamatkan?
Seorang pemuda kaya datang pada Yesus untuk menemukan jalan ke surga, bagaimana akhirnya kisahnya? Baca disini

Apakah yang dimaksud dengan Semua orang telah berbuat dosa?
Roma 3:23 adalah ayat yang begitu terkenal dan sering kita kutip dalam pembicaraan sehari-hari di antara orang Kristen. Tetapi apakah arti sebenarnya dari ayat ini? Baca disini.

Benarkah Yesus tidak bangkit dari kematian?
Kubur Yesus telah ditemukan dan didalamnya berisi tulang belulang, seolah mengatakan bahwa Yesus sebenarnya tidak bangkit. Tapi benarkah demikian? Bacaselengkapnya disini.

Apakah Tuhan mencobai manusia?
Sering kita bertanya-tanya mengapa cobaan datang ke dalam hidup kita? Apakah Tuhan sedang mencobai kita? Atau jika bukan Tuhan lalu siapa? Temukan jawabannya di sini.