Mengenal seluk beluk bahaya
gereja setan
Pendahuluan
Gereja Setan adalah sebuah
fenomena yang misterius serta cukup menakutkan, namun sekaligus juga menjadi
sesuatu yang menarik untuk diperhatikan. Biasanya kita mencari berita tentang
gereja setan karena kita penasaran dan ingin mengetahui seperti apakah
aktivitas setan di dunia ini. Apalagi melalui sebuah lembaga yang disebut
sebagai gereja. Kita penasaran apakah ada ritual-ritual yang menyeramkan di
dalamnya? Atau justru merupakan sebuah organisasi atau kumpulan manusia yang
menarik? Saya sendiri berpendapat bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan
setan pastilah akan menimbulkan akibat yang mengerikan bagi jiwa kita.
Sekalipun pada awalnya hal itu tampak menarik. Pada kesempatan ini, saya
mencoba menyampaikan secara singkat hal-hal yang berhubungan dengan gereja
setan.
Dalam tulisan ini, saya akan
membahas beberapa hal, yaitu:
Pantaskah gereja setan disebut
sebagai gereja?
Bagaimana asal-usul gereja setan?
Siapa saja tokoh dalam gereja
setan?
Apa saja kegiatan gereja setan?
Bagaimana kehidupan jemaat gereja
setan?
Apa saja peraturan dalam gereja
setan?
Pantaskah gereja setan disebut sebagai gereja?
Dalam kekristenan, yang dimaksud
dengan gereja adalah sekumpulan orang yang dipanggil keluar dari kegelapan dosa
untuk masuk ke dalam hidup yang menyembah kepada Allah yang dikenal melalui
Alkitab.
Istilah gereja pertama-tama bukan
menunjuk kepada gedung atau bangunan umtuk beribadah, melainkan gereja adalah
sekumpulan manusia yang telah ditebus dari dosa dan diberi anugerah keselamatan
di dalam Yesus Kristus. Itu sebabnya fondasi dari gereja bukan berupa fondasi
bangunan, bukan pula berupa kumpulan manusia saja. Gereja dibangun di atas
dasar pengakuan bahwa Yesus dari Nazaret adalah Kristus atau Mesias yang
dijanjikan. Sehingga gereja itu sendiri setidaknya terdiri dari dua komponen
penting, yaitu manusia yang ditebus dan pengakuan akan Yesus sebagai Kristus.
Sedangkan pengakuan akan Yesus sebagai Kristus itu sendiri, juga dibangun di atas
2 Perjanjian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Oleh karena itu, gereja setan
adalah sebuah ungkapan yang sangat keliru. Di dalam gereja setan memang akan
ditemukan sekumpulan manusia. Tetapi kumpulan manusia saja tidak dapat disebut
sebagai gereja. Sekumpulan manusia yang telah ditebus dari dosa dan yang telah
mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itulah yang dapat disebut
sebagai gereja.
Gereja setan hanyalah sekedar
ungkapan untuk menandingi gereja yang sejati. Melalui istilah gereja setan,
para pendiri serta jemaatnya ingin mengolok-olok gereja sejati yang dibangun di
atas pengakuan kepada Yesus Kristus. Gereja setan sama sekali tidak mengakui
Yesus sebagai Kristus. Gereja setan justru melawan pengakuan yang sejati tersebut.
Gereja setan pada dasarnya bukanlah gereja.
Asal-usul lahirnya gereja setan
Gereja setan adalah sebuah
istilah yang baru muncul pada awal abad ke 20 untuk menggambarkan sebuah
institusi yang terdiri dari orang-orang yang menentang paham yang umum dari sebuah
agama, khususnya agama Kristen. Perkumpulan ini rupanya terus mengalami
perkembangan baik jika dilihat berdasarkan jumlah pengikutnya maupun
berdasarkan seberapa besar pengakuan dunia terhadap kehadirannya. Sehingga
akhirnya perkumpulan ini pun berkembang menjadi salah satu di antara begitu
banyak pekerjaan jahat iblis di dunia.
Salah seorang tokoh yang menjadi
titik awal munculnya gereja setan adalah Aleister Crowley. Ia lahir di Inggris pada
tanggal 12 Oktober 1875. Ayahnya adalah seorang pengkhotbah keliling di Inggris
yang sering mengkhotbahkan doktrin-doktrin Kristen. Ayah Crowley adalah anggota
kelompok fundamental Kristen ekstrim yang disebut Persaudaraan Plymouth.
Sejak kecil Crowley sudah nakal
dan sering melakukan perbuatan yang buruk sekali. Ibunya sendiri menyebut dia
sebagai “The Beast”, sebuah istilah yang
dikutip dari Wahyu 13:1.
Setelah dewasa Crowley secara
terang-terangan melakukan perjanjian dengan iblis dan menyebut dirinya sebagai “The Great Beast” maupun sebagai
antikristus.
Ironisnya, dalam keseharian
Crowley dikenal sebagai orang yang “konsisten”, dalam arti apa yang ia katakan
itu pula yang ia kemudian lakukan. Walau amat disayangkan bahwa apa yang
konsisten itu, mengacu pada hal-hal yang tidak baik.
Crowley meringkas ajaran filosofi hidupnya
dengan sebutan Hukum Thelema yang diadopsi dari bahasa Yunani yang berarti
keinginan. Inti dari ajaran Thelema adalah: “Perbuatlah apapun yang engkau
inginkan dan itu akan menjadi keseluruhan hukum. Kasih adalah hukum, kasih di
bawah keinginan. Tidak ada hukum di luar – lakukan apapun yang engkau
inginkan.”
Crowley sering menggunaan obat-obatan
terlarang dan melakukan seks yang tidak wajar. Misi hidupnya adalah untuk
menghancurkan kekristenan dan membangun agama Thelema sebagai pengganti
kekristenan. Ketika PD I meletus, Crowley hijrah ke Amerika dan ia dijuluki
sebagai “manusia paling jahat di dunia”
Betapapun merasa dirinya begitu
hebat, Crowley tidaklah lebih dari seorang manusia biasa. Ia tidak dapat
melawan kehendak dari Yang Mahakuasa. Pada usia 72 tahun, dalam keadaan yang amat
tergantung pada obat-obatan, Crowley akhirnya meninggal dunia.
Sejarah berdirinya gereja setan
Setelah Crowley yang menjadi
inisiator sebuah gerakan yang kelak dikenal sebagai gereja setan meninggal,
maka muncullah tokoh kedua yang bernama Anton Szandor Lavey. Ia lahir pada tahun
1930 dan pada tanggal 30 April 1966 Lavey memproklamirkan berdirinya gereja setan
sebagai sebuah organisasi sebagaimana layaknya sebuah gereja. Gereja setan yang
pertama ini didirikan di San Fransisco.
Adapun alasan mengapa Lavey
mendirikan gereja Setan adalah karena ia melihat kemunafikan orang-orang gereja
yang pada saat beribadah terlihat begitu rohani namun di tempat lain
orang-orang ini ikut terlibat dalam berbagai perbuatan yang tidak bermoral.
Lavey menyimpulkan: “Orang Kristen pada dasarnya adalah orang yang munafik.
Mengapa tidak mendirikan gereja yang membebaskan saja keinginan manusia apa
adanya tanpa perlu menjadi orang munafik?”
Para pakar kebudayaan dan pakar
bidang relijius berpendapat bahwa para pemuja setan ini amat menekankan pada
spiritualitas pribadi, suatu istilah yang sepertinya memakai istilah spiritual
namun pada prakteknya justru menentang hal-hal yang spiritual. Kabarnya, para
pemuja setan ini selain menetang penyembahan kepada Tuhan, mereka juga tidak
mengakui setan sebagai mahluk roh sebagaimana yang biasanya kita pahami melalui
ajaran-ajaran agama. Beberapa pakar sosiologi dan anthropology bahkan
berpendapat bahwa para pengikut gereja setan ini tidak menyukai gagasan-gagasan
supranatural tentang setan. Mereka amat menentang kegiatan doa, baik doa kepada
Tuhan, maupun kepada setan.
Setan yang mereka akui sebetulnya
lebih kepada suatu gerakan atau cara pandang untuk menekankan pada
berkembangnya potensi manusia secara maksimal. Manusia dipandang sebagai pusat
alam semesta dan kita diajarkan bahwa tidak ada hal lain di dunia ini selain
dari segala sesuatu yang dapat dicapai oleh panca indera manusia. Itu sebabnya,
tidaklah mengherankan jika gereja setan ini amat mendukung gagasan sekularisme.
Beberapa nama yang dipakai oleh
gereja Setan:
Brotherhood, Sister of Light, the Iluminati.
Ciri-ciri hidup Lavey adalah seks
bebas, mirip dengan apa yang dilakukan oleh Crowley, pendahulunya tersebut.
Filosofi hidupnya adalah materialisme dan hedonisme. The Cloven Hoof adalah salah
satu buletin gereja setan yang telah beredar cukup luas di seluruh dunia,
bahkan kabarnya hingga ke Indonesia. Selain itu ada pula The Black Flame, Old Nick dan lain-lain.
Ibadah gereja setan disebut sebagai
Misa Hitam. Kabarnya, dalam misa ini seorang laki-laki akan dikorbankan di atas
altar setelah itu seorang wanita baru kemudian bayi-bayi sebagai tambahan.
Pendeta wanita dan pria meminum darah korban lalu diikuti oleh pesta seks oleh
seluruh yang hadir. Puncak acara dari Misa Hitam adalah penyaliban terhadap
seorang manusia yang mereka pilih. Ini adalah peringatan akan kemenangan iblis
atas Yesus di atas kayu salib. Ada yang mengatakan bahwa dalam misa ini, iblis
sendiri datang dan memperkenalkan diri dengan berbagai nama seperti RiChan,
MannChan, Yahshun, Yaagog dan MoChua.
Jemaat Gereja Setan
Gereja Setan senang merekrut
anggota dari usia 17-20 tahun. Biasanya mereka adalah penggemar musik metal,
pecandu obat bius, penggemar seks bebas dan orang-orang yang senang pada kuasa
kegelapan.
Jalinan kekeluargaan amat
menonjol di kalangan gereja setan. Ini cukup menarik perhatian banyak orang,
walau sebenarnya adalah strategi untuk memantau anggota.
Gereja Setan suka mendorong
jemaatnya untuk membaca buku-buku karangan Mark Twain, Nietzsche dll yang
umumnya menitikberatkan pada usaha dan potensi manusia.
Sebelas peraturan gereja Setan:
- Jangan memberi opini atau nasihat jika engkau tidak diminta
- Jangan menceritakan persoalanmu pada orang lain jika engkau tidak yakin mereka ingin mendengarkan.
- Tunjukkan sikap hormat pada tuan rumah yang kaukunjungi atau jangan pergi kesana.
- Kalau seorang tamu berada di rumahmu dan mengganggumu, perlakukan dia secara kejam tanpa belas kasihan
- Jangan bercumbu jika tidak diberi sinyal oleh pasanganmu.
- Jangan mengambil apa-apa dari orang lain jika itu tidak menjadi beban baginya.
- Akui kekuatan magis jika engkau telah sukses melakukannya.
- Jangan mengeluh tentang sesuatu yang engkau tidak terlibat
- Jangan mencelakakan anak kecil
- Jangan membunuh hewan non manusia jika tidak diserang atau untuk makananmu
- Manakala berjalan ditempat terbuka jangan mengganggu seorangpun. Jika ada yang mengganggu, minta ia berhenti. Jika ia tidak berhenti, hancurkan dia.
Dalam sebuah web site beralamat ppeso.com, ada beberapa foto dari ruang sebuah gereja setan.
Apabila kita perhatikan
gambar-gambar tersebut, maka kita lihat bahwa tata letak ruangan sebuah gereja
setan cukup mirip dengan tata letak gereja lainnya. Hanya saja, di bagian altar
ditaruh sebuah patung yang melambangkan iblis sendiri. Mungkin untuk menegaskan
pada siapapun yang melihat bahwa di ruang itu, iblis diagungkan oleh
pengikutnya. Pada bagian lantai kita juga akan temukan gambar kepala kambing yang
biasa dikenal pula sebagai baphomet.
Di bagian dinding, kita terdapat figur salib yang dengan sengaja dibuat terbalik. Tentu saja hal tersebut
dipasang demikian bukan demi estetika atau sekedar suatu kebetulan belaka.
Sebuah salib yang dibalik dapat mengacu pada dua hal, yaitu yang pertama
sebagai sebuah penghinaan pada Yesus Kristus yang pernah mati dikayu salib atau
kedua mengingatkan kita pada rasul Petrus yang memilih disalib secara terbalik
karena merasa dirinya tidak pantas disalib dengan cara yang sama dengan Yesus
Kristus Sang Juruselamat.
Kita tahu bahwa gereja ini tidak
sedang berusaha menghormati rasul Petrus bukan? Oleh karena itu, dapat
dipastikan bahwa memasang figure salib terbalik di ruang tersebut adalah suatu
upaya penghinaan kepada Yesus Kristus.
Sebagai orang yang percaya pada
Yesus Kristus, kita tidak lagi merasa kaget dan heran melihat ada sekelompok
orang yang begitu membenci Dia dan bahkan hingga berupaya sedemikian rupa untuk
menghina-Nya. Sejak Yesus Kristus berjalan-jalan di bumi kita pun, sudah banyak
orang-orang berkelakuan iblis yang membenci Dia.
Dari upaya para pengikut gereja
setan untuk menghina Yesus sebetulnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa para
pengikut gereja setan ini telah berlaku tidak konsisten dan bahkan munafik.
Mengapa? Kepada dunia mereka mengaku sebagai kelompok yang tidak mengakui
keberadaan Tuhan dan hal-hal yang supranatural, namun ternyata di dalam gereja
mereka sendiri, mereka telah memasang tanda salib terbalik. Tanpa mereka
sadari, dengan berbuat demikian sebetulnya mereka sedang mengakui bahwa Yesus
Kristus benar-benar pernah ada dan benar-benar pernah disalib. Sebab jika
mereka tidak percaya demikian, lantas mengapa mereka begitu sinis pada-Nya? Kita
tidak dapat membenci sesuatu yang tidak ada. Kita hanya dapat membenci sesuatu
yang kita tahu sebagai ada.
Tentu saja semua lambang dan
ornament tersebut tidak muncul tanpa sebab. Semua itu dibuat untuk semakin
menegaskan keberpihakan mereka pada segala sesuatu yang dianggap sebagai setan
atau iblis di Alkitab. Horus sendiri adalah nama sebuah dewa di Mesir, yang
lagi-lagi dikonotasikan sebagai lawan dari Allah yang sejati.
Pada
bagian dinding, ada sebuah lukisan realis yang mirip dengan sebuah foto
dari seorang pria yang memiliki sayap, yang diyakini sebagai lukisan
dari Lucifer sendiri. Tentu saja tidak seorang pun yang pernah
benar-benar memiliki gambar raja iblis tersebut. Namun gambar itu
sengaja ditaruh di sana untuk mengingatkan siapa saja tentang sosok yang
dianggap layak dipuja oleh para pengikut gereja setan.
Sekali lagi, hal ini menekankan
betapa mereka sebenarnya percaya pada makhluk-makluk supranatural tersebut,
sekalipun mereka bersikukuh bahwa mereka adalah sekelompok orang-orang yang
menentang hal-hal yang supranatural. Dan apabila kita lihat bagaimana semua
lambang, gambar dan ornament tersebut memiliki kaitan dengan Alkitab, maka
tidak salah jika kita menilai bahwa pada dasarnya mereka percaya bahwa Alkitab
adalah sebuah buku yang memiliki pengaruh. Gambar, lambang dan ornament
tersebut adalah saksi bisu dari bagaimana besarnya pengaruh Alkitab pada
mereka, sekalipun pengaruh tersebut membuat mereka membenci Alkitab itu
sendiri. Sekali lagi, seseorang tidak dapat membenci sesuatu yang mereka anggap
tidak ada. Fakta bahwa mereka begitu membenci dan ingin melawan Alkitab, justru
mengatakan pada kita bahwa bagi para pengikut setan, Alkitab adalah buku yang berpengaruh
dan berbahaya, sehingga layak mereka benci dan hina.
Apa yang dapat kita pelajari dari bahaya gereja setan ini?
Kiprah setan di dunia bukanlah
baru terjadi akhir-akhir ini saja melalui apa yang kita sebut sebagai gereja
setan. Sejak manusia pertama diciptakan, setan sudah ada disana untuk menggoda
mereka, membuat mereka ragu dan mengalihkan perhatian mereka dari Allah yang
sejati, Allah yang mengasihi mereka.
Orang-orang seperti Crowley,
Lavey dan tokoh-tokoh lainnya yang muncul seperti mereka bukanlah semacam
spesies baru di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa ini. Sejak zaman dahulu
kala, pengikut setan sudah bermunculan dengan berbagai tingkah dan lakunya.
Berbagai macam serangan telah
dilancarkan kepada Allah yang sejati beserta pengikut-Nya. Serangan yang paling
pertama di Taman Eden adalah membuat manusia ragu-ragu pada kebenaran dan
kebaikan Allah. Dan hingga kini, serangan semacam itu agaknya masih tetap
berlanjut. Hadirnya gereja setan di tengah masyarakat dunia adalah salah satu
wujud serangan yang semakin nyata tersebut.
Tidak semua cara setan itu
dilakukan dengan langkah-langkah yang menakutkan. Beberapa cara yang ditempuh
misalnya adalah melalui gagasan-gagasan yang nampak aman dan masuk akal seperti
sekularisme, materialisme, rasionalisme dan isme-isme lainnya yang berujung
pada penolakan pada Allah dan Firman-Nya.
Jadi bagaimana kita melawan
kekuatan iblis yang besar seperti ini?
Mungkin hal pertama yang perlu
diingat adalah bahwa kita sama sekali bukan lawan tanding yang sepadan dengan
iblis. Betapa tidak. Iblis adalah makhluk yang sudah hidup jauh sebelum kita
sendiri lahir. Ia sudah punya pengetahuan dan pengalaman bahkan kekuatan yang jauh
lebih besar dan lebih banyak dari kita. Kita bukan lawan dia, kita akan kalah.
Hanya satu yang bisa mengalahkan
dia, yaitu Allah sendiri. Kita sebagai pengikut Allah harus bergantung sepenuh
pada Allah sendiri apabila kita tidak ingin dikalahkan oleh iblis.
Ketika Tuhan Yesus hidup dan
berjalan-jalan di dunia kita, Tuhan Yesus pun tidak luput dari serangan iblis.
Dan melalui pertemuan tersebut, Tuhan Yesus sudah mengajarkan pada kita bahwa
satu-satunya cara untuk melawan iblis adalah dengan berpegang pada Firman
Tuhan.
Sungguh suatu keharusan bagi kita
untuk selalu membaca, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan dalam hidup kita.
Tuhan Yesus sudah membuktikan bahwa cara tersebut adalah cara yang ampuh untuk
melawan kekuatan jahat setan. Jika Yesus Kristus saja melakukan hal itu,
mengapa kita tidak?
Kiranya melalui tulisan ini kita
kembali diingatkan akan bahaya gereja setan dan juga diingatkan untuk
senantiasa bergantung pada Firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.