Tuesday, February 19, 2019

Eksposisi singkat dari Lukas 1:39-45: Maria dan Elisabet



Oleh: Izar Tirta


Maria dan Elisabet

Lukas 1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.

Beberapa waktu kemudian berangkat:
Istilah Yunani yang dipakai adalah En tais hemerais tautais yang dalam bahasa Inggris sama artinya dengan In these days. Hal ini mengindikasikan bahwa keberangkatan Maria terjadi dalam hari-hari ini atau hanya dalam hitungan hari saja. Ada kesan kesegeraan di dalam ungkapan ini, menunjukkan bahwa Maria bertindak cepat tanpa ditunda-tunda dalam merespon Wahyu Ilahi.

Berangkatlah Maria:
Istilah Yunani yang dipakai adalah Anastasa de Mariam yang dalam bahasa Inggris sama artinya dengan Having risen up then Mary yang dapat diterjemahkan pula menjadi “Kemudian setelah Maria bangkit berdiri”

Dan langsung
Istilah Yunani yang dipakai adalah Meta spoudes yang dalam bahasa Inggris berarti with haste, yang dalam bahasa Indonesia dapat pula diterjemahkan menjadi “dengan sikap hati-hati, gigih dan cepat.”

Berjalan menuju pegunungan
Istilah Yunani yang dipakai adalah Eporeute eis ten oreinen yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “berjalan ke arah pegunungan itu” atau “proceeds toward the hill country.”

Menuju sebuah kota di Yehuda
Istilah Yunani yang dipakai adalah Eis polin Iouda yang dalam bahasa Inggris berarti “towards a city in Judea” Polin adalah kata yang berasal dari Polis. Dan Polis adalah asal kata yang cukup populer Metropolis.

Dari uraian pengertian di atas, Lukas 1:39 dalam terjemahan langsung, dapat berbunyi demikian:
Hanya dalam hitungan hari, Maria bangkit bersiap-siap lalu dengan hati-hati , gigih dan cepat Maria berjalan ke pegunungan ke sebuah kota di Yehuda.

Dari apa yang digambarkan dalam terjemahan di atas, kita melihat beberapa point yang mungkin dapat menjadi pelajaran bagi kita.

Kalimat tersebut mengindikasikan bahwa Maria berespon dengan cepat dan sungguh-sungguh terhadap Firman Tuhan yang disampaikan oleh malaikat kepadanya. Hal ini penting untuk kita ingat, karena ada kalanya kita yang mendengar Firman jangankan bergegas cepat dalam bertindak, bahkan untuk mengambil suatu tindakan pun kita enggan.

Maria bukan saja berespon dengan cepat, tetapi ia juga terlihat memiliki semangat yang positif dalam merespon Firman tersebut. Orang bisa saja berespon dengan cepat, tetapi respon yang dikeluarkan adalah negatif. Maria berespon dengan cepat melalui suatu sikap hati yang positif.

Maria tidak terkesan merasa kesal karena Elisabet diam-diam saja padahal telah mengalami peristiwa luar biasa sejak 6 bulan yang lalu. Maria terlihat tidak self centered, ia memikirkan hal yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Maria juga tidak tinggi hati karena merasa telah mengandung Mesias, Pahlawan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh bangsa. Maria misalnya tidak mengharuskan, atau mengharapkan agar Elisabet yang datang padanya.

Menurut Yosua 21:10-11, kota keturunan Imam Harun adalah Hebron yang terletak di pegunungan di daerah Yehuda. Sehingga dapat kita lihat keterkaitan antara Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama di sini. Rupanya Zakharia dan Elisabet adalah orang-orang yang setia berada di wilayah yang memang ditetapkan bagi mereka.

Jarak dari Nazareth ke Hebron (perkiraan rumah Zakharia) adalah sekitar 80 mil. Dalam sehari seseorang bisa menempuh 20 mil. Sehingga Maria diperkirakan menempuh perjalanan selama 4 – 5 hari. Hal ini mengajarkan tentang keberanian seseorang untuk mengambil tindakan dalam meresponi wahyu dari Bapa.

Lukas 1: (40) Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. (41) Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,

Pertemuan Elisabet dan Maria ini adalah gambaran persekutuan orang percaya. Orang percaya adalah orang yang sama-sama menerima wahyu dari Bapa. Sama-sama percaya pada wahyu itu dan akhirnya mereka sama-sama bersekutu untuk saling menyaksikan kebesaran Allah Tritunggal yang telah memanggil mereka.

Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa setelah seseorang menerima wahyu atau mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, lalu orang itu menyimpan untuk dirinya sendiri. Bertapa, semedi, mencari kesucian diri sendiri, semua itu sama sekali jauh dari gambaran Alkitab tentang persekutuan orang percaya. Orang yg menerima wahyu, akan bersekutu dengan sesama orang percaya, saling membicarakan Tuhan, saling meneguhkan satu sama lain.

Paulus, setelah bertemu Tuhan Yesus di jalan ke Damsyik, kemudian dipertemukan oleh Tuhan dengan orang2 percaya lainnya. Alkitab hanya sedikit memiliki gambaran tentang kerohanian yang bersifat kesendirian, dan memakan waktu lama. Kerohanian pribadi harus diwujudkan dalam suatu komunal. Bahkan Allah Tritunggal pun adalah kumpulan Pribadi suci yang saling komunal.

Melonjaklah anak di dalam rahimnya, menegaskan suatu sifat kemanusiaan yang dimiliki oleh janin sekalipun. Sehingga bagian ini menegaskan tentang betapa sakralnya janin manusia itu. Tindakan aborsi bukanlah tindakan yang baik. Tindakan aborsi adalah pembunuhan terhadap seorang manusia.

Elisabet penuh dengan Roh Kudus,
Roh Kudus memampukan Elisabet untuk dapat mengenali janin Yesus yang ada di dalam diri Maria.

Peranan Roh Kudus yang terbesar adalah memampukan manusia untuk melihat Kristus. Dalam peristiwa pertemuan Elisabet dan Maria ini, Tuhan Yesus bahkan masih dalam rupa janin. Tapi berkat Roh Kudus, Elisabet pun bisa mengenali Tuhan Yesus di dalam perut Maria. Bahkan janin Yohanes yang penuh Roh Kudus pun mampu mengenali janin Yesus Kristus.

Pekerjaan Roh Kudus yang membawa pengenalan manusia terhadap Kristus tidak dapat dibatasi oleh usia, juga tidak dapat dibatasi oleh ruang. Yang unik disini adalah bahwa Maria sendiri seperti tidak bisa melihat situasi dirinya.

Lukas 1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Ini adalah sebuah doa yang dipanjatkan oleh Elisabet untuk Maria. Ini adalah sebuah harapan agar orang lain mendapat berkat. Selain itu, ini juga merupakan luapan kegembiraan karena seseorang melihat Mesias. Luapan kegembiraan itu diungkapkan dengan istilah “Dengan suara nyaring

Gambaran ini kemudian dapat kita bandingkan (walau bukan untuk dikompetisikan) dengan gambaran Maria yang menerima berita dengan cara yang lebih tenang. Tidak ada persoalan apakah seseorang menerima dengan gegap gempita atau tenang. Yang terpenting adalah bahwa orang yang menyadari kehadiran Bapa itu kemudian memuliakan Allah Tritunggal.

Lukas 1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Ini merupakan suatu ungkapan yang menunjukkan kerendahan hati Elisabet. Dalam kepenuhannya akan Roh Kudus, Elisabet memiliki pengenalan akan sosok Kristus, walau tidak terlihat, masih dalam rupa janin. Ini semua bukan kekuatan Elisabet sendiri melainkan berkat pertolongan Roh Kudus. Maria sendiri bahkan belum sadar sepenuhnya bahwa ia adalah ibu Tuhan.

Lukas 1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Anak di dalam rahim melonjak kegirangan. Bahkan janinpun dapat mengenali Kristus, jika ada Roh Kudus. Tidak ada orang yang terlalu muda untuk mengenal Kristus. Kalimat ini sekaligus sebagai konfirmasi kepada Maria bahwa apa yang dikatakan Malaikat itu sungguh benar.

Lukas 1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Dengan perkataan ini Lukas sekaligus berbicara kepada para pembacanya agar juga menjadi percaya. Allah Bapa sudah berkata-kata, dan perkataan-Nya sudah terlaksana. Tidak ada alasan sebetulnya untuk tidak percaya.

Kadang orang mendengar saja sudah bisa percaya, walau belum ada bukti. Ada juga orang yang waktu mendengar dia ragu-ragu, tapi ketika ada bukti maka dia baru percaya. Tapi ada jenis ketiga, sudah dengar, sudah ada bukti, tetap saja tidak percaya. Sungguh celaka orang yang seperti itu.

Kita hidup di jaman yang sudah bisa mendengar suara Tuhan melalui Alkitab. Kita juga sudah ada bukti, yaitu menurut catatan Injil dan catatan Sejarah. Kita benar-benar celaka jika masih tidak percaya juga. Maria memiliki iman walau belum melihat, ia taat walau belum jelas benar apa yang sedang terjadi. Setelah bertemu Elisabet, ia tambah diyakinkan.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk senantiasa memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan sesama orang percaya sambil memiliki spirit yang saling mengasihi serta saling menguatkan di dalam iman.

Tuhan memberkati.

Friday, February 8, 2019

Eksposisi singkat terhadap Lukas 1:26-38: Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus

Oleh: Izar Tirta

Pemberitahuan kelahiran Yesus
 
Lukas 1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,

Allah menyuruh malaikat Gabriel
Mengapa Allah menyuruh malaikat Gabriel untuk menemui Maria? Malaikat Gabriel adalah malaikat yang sama dengan yang diutus kepada Zakharia ketika ia membakar ukupan di Bait Allah. Sehingga jika di sini kita melihat malaikat Gabriel kembali di utus ke Galilea, maka dapat kita simpulkan bahwa pemberitahuan tentang kelahiran Yesus merupakan suatu kontinuitas dari peristiwa pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis.

Lukas menggambarkan bahwa kedua peristiwa itu dihubungkan dengan malaikat yang sama. Sekaligus hal ini juga memberi suatu gambaran bahwa kelak pekerjaan Yohanes Pembaptis akan dilanjutkan dengan pekerjaan Yesus Kristus. [Baca juga: Ada 8 Alasan Mengapa Tuhan Yesus datang menjadi Manusia. Klik disini.]

Malaikat Gabriel tidak pergi ke Galilea atas insiatifnya sendiri, melainkan karena Allah menyuruh ia pergi. Hal ini menegaskan suatu pesan bahwa Allah adalah inisiator dari karya keselamatan yang akan diberikan kepada kita. Keselamatan bukan pekerjaan manusia, bukan pula merupakan pekerjaan malaikat, melainkan pekerjaan Allah semata-mata.

Dalam bulan yang ke enam.
Mengapa pemberitahuan tentang kelahiran Yesus terjadi enam bulan setelah pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis? Selain telah disebutkan di atas bahwa pekerjaan Yesus Kristus merupakan kelanjutan dari Yohanes Pembaptis. Fakta bahwa Yohanes lebih tua enam bulan dari Yesus Kristus agaknya lebih mudah dipahami jika kita melihat hal ini sebagai suatu cara agar kemuliaan Tuhan menjadi lebih nyata. Maksudnya? Ketika Maria datang mengunjungi Elisabet, janin Yohanes Pembaptis diberi kemampuan oleh Roh Kudus untuk meresponi kehadiran janin Yesus Kristus yang ada di dalam rahim Maria.

Dari respon tersebut kita belajar bahwa Roh Kudus mampu membuat siapa saja mengenali Yesus Kristus. Bahkan ketika orang itu masih di dalam rupa janin sekalipun. Bahkan ketika Yesus Kristus pun masih dalam rupa janin di dalam rahim seorang perempuan.

Dari respon ini kita juga belajar bahwa Yesus Kristus hadir ke dunia ini untuk setiap lapisan manusia. Dengan pertolongan Roh Kudus, tidak ada manusia yang telalu muda untuk mengenali Yesus Kristus.

Ke sebuah kota di Galilea
Apakah arti penting wilayah Galilea? Galilea adalah sebuah propinsi di Israel Utara, yang terdiri dari 4 teritorial yaitu: Zebulon, Naftali, Isakhar dan Asher. Di utusnya malaikat Gabriel ke Galilea merupakan suatu gambaran bahwa hal tersebut merupakan awal penggenapan dari nubuat dalam Yesaya 8:23 – 9:1&2.

Bangsa yang dahulunya berada di dalam kegelapan. Tidak sungguh-sungguh mengenal Allah yang sejati dan yang bahkan akhirnya jatuh ke tangan bangsa asing yang tidak mengenal Allah, pada akhirnya melihat terang sejati.

Dalam bagian ini, terang itu digambarkan sedang datang. Beberapa puluh tahun kemudian, orang-orang yang hidup di Galilea ini akhirnya melihat Yesus Kristus melayani di antara mereka. Terang yang sesungguhnya itu akhirnya ada di antara mereka.

Bernama Nazaret
Nazaret adalah sebuah kota kecil di teritorial Zebulon. Di sini Yusuf tinggal. Menurut anggapan orang pada abad ke satu, kota ini sama sekali tidak penting. Salah seorang murid Yesus Kristus malah pernah bertanya dan merasa heran “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46).

Pertanyaan murid Yesus Kristus itu sebetulnya cukup beralasan, karena nama Nazaret bahkan sama sekali tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Lama, sebagai semacam bukti bahwa memang tidak pernah terjadi apapun yang berharga di kota tersebut. Nazaret adalah ibarat seperti suatu kota yang sudah terlupakan eksistensinya di dalam sejarah bangsa Israel.

Sementara itu teritorial Zebulon sendiri tidak kalah buruk popularitasnya. Zebulon menjadi suatu area yang dikenang sebagai area yang pernah begitu terhimpit, bahkan pernah dihancurkan oleh bangsa asing (Asyur). Dan hingga zaman Yesus Kristus pun area itu dikenal sebagai wilayah bangsa asing (Gentiles), sehingga memiliki nilai yang rendah, tidak terpandang di mata orang Yahudi.

Kenyataan bahwa Bapa yang Mahakuasa mengutus malaikat Gabriel untuk datang ke Nazaret di Galilea, untuk menyampaikan kabar luar biasa bahwa Juruselamat dunia akan datang ke kota itu dan bahkan akan dikenal sebagai warga kota itu, adalah suatu penyataan luar biasa bahwa tidak ada suatu kota (atau masyarakat) yang dipandang tidak berharga oleh Allah kita.

Orang Yahudi boleh saja memandang rendah kota-kota yang diduduki bangsa asing (non-Yahudi), tetapi Bapa tidaklah memandang dengan cara demikian. Bangsa asing, maupun bangsa Yahudi, semua sama berharganya. Orang Yahudi maupun non-Yahudi, semua sama-sama membutuhkan Juruselamat.

Kita sering membeda-bedakan antara orang yang satu dengan yang lain, keturunan yang satu dengan lain. Dan bukan saja membeda-bedakan, kita manusia juga sering memberi semacam ranking pada kelompok-kelompok yang berbeda itu. Dan tidak jarang di dalam memberi penilaian tersebut, kita memberi nilai yang tinggi pada diri atau kelompok kita sendiri, dan memberi nilai yang rendah kepada diri atau kelompok orang lain. Dari penuturan sederhana oleh Lukas tentang pemilihan Allah terhadap Nazaret, kita belajar bahwa kita tidak boleh memandang rendah siapapun juga, karena karya Allah dapat menjangkau semua orang, mereka yang kita pandang hina sekalipun.

Lukas 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Kepada seorang perawan
Mengapa malaikat datang kepada seorang perawan? Lukas menyebutkan bahwa malaikat Gabriel datang untuk menyampaikan pesannya kepada seorang perawan. Ini adalah suatu kenyataan yang sangat penting, dan menjadi suatu penegasan dari Yang Mahakuasa sendiri yaitu bahwa Anak Allah yang datang ke dunia itu merupakan hasil pekerjaan dari Roh Kudus semata-mata, bukan hasil peristiwa biologis yang natural antara laki-laki dan perempuan. Hal ini menjadikan Anak Allah yang datang ke dunia itu memiliki dua natur di dalam diri-Nya, natur Ilahi dan sekaligus natur manusia. Tidak ada satu manusia pun di dunia yang memiliki natur yang unik semacam ini.

Yang bertunangan
Apakah ada makna dibalik kenyataan bahwa Maria adalah perawan yang telah bertunangan? Meskipun masih perawan, tetapi Maria disebutkan telah bertunangan dengan seorang pria bernama Yusuf. Bertunangan dalam budaya pada waktu itu memakan waktu kira-kira satu tahun. Para pasangan yang telah bertunangan belum diperbolehkan untuk tinggal dalam satu rumah. Mereka juga belum diperbolehkan untuk melakukan hubungan suami istri. Meskipun demikian, secara relasi mereka berdua sudah diikat oleh suatu janji yang khusus, bahwa suatu saat mereka akan hidup bersama sebagai suami istri.

Maria adalah perawan yang telah bertunangan. Hal ini merupakan suatu bijaksana dari Allah Bapa untuk menyiapkan seorang laki-laki di dalam kehidupan Maria. Kehadiran seorang laki-laki yang sudah pasti akan menjadi suami Maria, adalah suatu bentuk pemeliharaan sosial dari Bapa terhadap Maria, agar kehamilannya yang bersifat supranatural itu tidak menimbulkan suatu pertanyaan yang berlebihan dari masyarakat sekitar apabila Maria sama sekali belum memiliki calon suami.

Selain itu, Bapa telah menyiapkan seorang laki-laki bagi Maria untuk melindungi dan menemani Maria yang sedang hamil dalam menempuh perjalanan yang jauh dan cukup berbahaya dari Nazaret menuju Betlehem. Pada kesempatan ini, peristiwa itu memang belum dinyatakan oleh Bapa melalui malaikat Gabriel, tetapi kita semua tahu bahwa hal itulah yang kemudian terjadi. Bapa telah menyiapkan pemeliharaan bagi Maria bahkan sebelum kebutuhan itu muncul.

Kita tidak selalu tahu apa yang kita butuhkan, tetapi Bapa yang memelihara kita tahu. Biarlah kita berani mempercayakan hidup kita pada Bapa yang memelihara kita dengan penuh kasih.

Dengan Yusuf dari keluarga Daud
Mengapa Alkitab harus menyebutkan bahwa Yusuf berasal dari keluarga Daud? Fakta bahwa Yusuf berasal dari keluarga Daud merupakan suatu penegasan bahwa bayi yang dikandung Maria adalah bayi yang dijanjikan kepada Daud. Mesias yang dijanjikan adalah anak Daud.

Lukas 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

Malaikat masuk ke rumah Maria
Apakah ada arti penting dari fakta bahwa Maria sedang berada di rumah pada saat malaikat datang menemuinya? Berbeda dengan Zakharia yang sedang ada di Bait Allah ketika malaikat Gabriel datang, Maria justru sedang ada dirumah. Sebuah penggambaran tentang seorang manusia yang biasa saja, just ordinary people, jauh dari gambaran yang bersifat spiritual pada umumnya.

Selain itu, Maria juga jelas bukan seorang imam seperti Zakharia, melainkan seorang perawan miskin. Dan Maria juga tidak sedang berdoa ketika malaikat datang. Setidaknya tidak ada penggambaran seperti itu. Semua penggambaran ini menjelaskan betapa ordinary nya kondisi Maria ketika didatangi oleh Malaikat. Sebuah kehidupan yang biasa saja, persis seperti kehidupan anda dan saya. Tetapi di dalam ke - ”biasa saja” – an nya itu, Bapa tidak luput untuk menyapa Maria dan berkenan untuk berkarya melalui dirinya.

Salam
Apakah arti dari salam kepada Maria? Istilah “salam” yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah Χαῖρε (dibaca: Chaire) yang artinya bergembira atau rejoice dalam bahasa Inggris. Istilah Chaire ini adalah istilah yang umum sekali, kegembiraan yang sangat general sifatnya. Istilah ini muncul misalnya pada waktu orang Majus melihat bintang yang membawa mereka kepada bayi Yesus (Mat 2:10). Bahkan waktu para imam Yahudi menerima info tentang Yesus dari Yudas pun Alkitab memakai istilah ini  untuk melukiskan kegembiraan mereka karena akhirnya berhasil menemukan jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus (Mrk 14:11).

Berita yang disampaikan malaikat kepada Maria adalah berita yang diharapkan juga akan membawa kegembiraan.

Engkau yang dikaruniai
Istilah Yunani yang dipakai adalah κεχαριτωμένη (dibaca: kecharitomene), yang dapat diterjemahkan menjadi “engkau yang sangat diperkenan” (dalam bentuk kalimat pasif) atau being favored highly dalam bahasa Inggris.

Dari kata-kata kecharitomene ini, kita lihat bahwa Maria adalah objek yang pasif dari kasih karunia Allah. Maria menerima apa yang diberikan oleh Bapa. Maria bukanlah subjek yang secara aktif memberi kasih karunia kepada orang lain.

Istilah Kecharitomene ini merupakan istilah yang dipakai pula dalam Efesus 1:6, ditujukan kepada orang percaya di Efesus. Dalam naskah lain (BYZ) ada ungkapan “diberkatilah engkau di dalam kumpulan wanita-wanita” (Yn: Eulogeme su en gynaixin). Tetapi ungkapan ini tidak terdapat dalam manuskrip Yunani BGT yang dipakai oleh LAI.

Lukas 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

Maria terkejut
Mengapa Maria terkejut setelah mendengar salam dari malaikat Gabriel? Terkejut disini lebih tepat diartikan sebagai sangat bingung (perplexed) dan cenderung merupakan ekspresi dari rasa takut. Dan dalam hal ini, Maria bukan terkejut karena melihat sosok malaikat itu. Maria terkejut karena mendengar perkataan malaikat. Lukas memang sangat menekankan pada kuasa dari kata-kata Ilahi di dalam Injilnya.

Salam yang diucapkan oleh Malaikat sebetulnya adalah salam yang biasa, Chaire, bergembiralah, tapi jadi tidak biasa karena diucapkan oleh suatu makhluk perwakilan Bapa kepada seorang wanita miskin di desa. Maria terkejut dan takut karena sadar bahwa dirinya begitu kecil dan tidak masuk hitungan sebagai orang terpandang.

Apakah arti salam itu?
Setelah mendengar perkataan Ilahi yang disampaikan oleh malikat, Maria kemudian merenungkan arti dari kata-kata itu. Ini adalah ciri-ciri dari orang benar. Orang benar adalah orang yg merenungkan dan bertanya-tanya tentang makna dari suatu perkataan Ilahi. Orang yang tidak perduli pada perkataan Ilahi adalah orang yang memang pada dasarnya tidak akan berbagian di dalam kerajaan Allah.

Lukas 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

“Jangan takut” adalah pesan yang kerap diucapkan kepada orang-orang yang memang takut kepada Tuhan. Orang yang pada dasarnya tidak takut kepada Tuhan, justru tidak akan pernah mendengar kata-kata penghiburan jangan takut. Adapun alasan untuk tidak takut adalah karena orang tersebut telah menerima kasih karunia. Justru ciri-ciri dari orang yang mendapat anugerah adalah orang itu merasa takut kepada Tuhan. Jadi dari sisi manusia pasti ada rasa takut. Sedangkan dari sisi Bapa pasti ada penghiburan agar jangan takut.

Lukas 1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

Maria diminta menamai Dia Yesus. Bukan Maria yang memberi nama kepada Yesus, tetapi Bapa yang memberi nama pada bayi itu. Dari sini kita belajar bahwa karya keselamatan manusia sungguh-sungguh merupakan suatu karya dari Allah sendiri. Tidak ada campur tangan manusia secara aktif.

Dari sejak awal, bagaimana proses pemilihan Bapa terhadap Maria yang penuh kekurangan, pasti amat berbeda dengan cara manusia memilih. Tidak ada campur tangan manusia dalam pemilihan itu. Lalu bagaimana proses janin itu hadir di dunia, juga tidak ada campur tangan benih laki-laki, melainkan Roh Kudus. Bahkan kini, untuk memberi nama Sang Juruselamat pun, manusia tidak ikut campur.

Porsi manusia dalam karya keselamatan adalah seperti Maria, yaitu menerima anugrah (sekaligus tanggung jawab) itu. Itu sebabnya, jika ada gereja yang mengatakan bahwa keselamatan kita adalah suatu kerjasama antara Salib dan perbuatan manusia, maka dapat dipastikan itu bukan ajaran dari Alkitab.

Lukas 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

Kalimat dari malaikat kepada Maria ini adalah suatu penggenapan dari janji Allah yang dapat kita baca pada 2 Sam 7:12, 13 dan 16. Melalui hal ini Lukas menghadirkan karya keselamatan yang bersifat sejarah, yaitu kelanjutan dari Perjanjian Lama.

Lukas 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Yesus Kristus akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub, hal ini mengandung pengertian menjadi Raja atas Israel, karena kaum keturunan Yakub pada dasarnya adalah Israel.

Tapi tentu saja sudut pandang Lukas tentang Israel bukanlah Israel secara lahiriah, melainkan secara spiritual. Hampir tidak mungkin membayangkan Lukas memikirkan bahwa kaum keturunan Yakub adalah Israel lahiriah karena Lukas sendiri pun bukan orang Israel dan penerima Injil yang dilayani Lukas pun bukan dari kalangan orang Yahudi.

Israel yang dimaksud di sisni adalah Israel spiritual, yaitu Israel yang menerima janji Allah dan percaya pada janji itu. Untuk lebih jelasnya mengenai Israel spiritual, silahkan untuk baca penjelasan Rasul Paulus dalam surat kepada jemaat dii Roma 9:6-8.

Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

Pertanyaan Maria kepada malaikat memang terdengar mirip dengan pertanyaan Zakharia. Namun harus kita perhatikan, pertanyaan itu hanya mirip tetapi tidak sama persis dengan pertanyaan Zakharia.

Mari kita lihat pertanyaan Zakharia dalam Lukas 1:18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya."

Zakharia dihukum karena sebagai Imam seharusnya ia tahu bahwa di Perjanjian Lama sudah ada contoh bagaimana Bapa bekerja dalam diri orang-orang yang mandul. Lihat saja leluruh bangsa Israel seperti Sarai, Ribka dan Rahel, semua mereka pun adalah wanita mandul. Zakharia sepertinya tidak begitu percaya bahwa apa yang terjadi pada para leluhur ini, dapat pula terjadi pada dirinya.

Pertanyaan Zakharia mengindikasikan bahwa dia meminta tanda atau kepastian, sehingga kita lihat ada nuansa keraguan atau rasa kurang percaya dalam diri Zakharia. Ketidak percayaan itulah yang menyebabkan ia dihukum menjadi bisu.

Maria tidak dihukum karena kasus yang dialami Maria memang unik, tidak ada padanan dari kisah ini di Perjanjian Lama.
Maria tidak meminta tanda apa-apa kepada malaikat. Persoalan yang di bawa oleh Maria adalah “aku belum bersuami.” Maksud Maria adalah bahwa sekalipun ia telah bertunangan, namun sebenarnya dia belum boleh, atau belum pernah menikah secara seksual. Pernikahan Maria dan Yusuf baru sampai pada tahap tradisi saja (bertunangan).

Istilah Yunani dari pertanyaan Maria adalah : ἐπεὶ ἄνδρα οὐ γινώσκω (dibaca: epei andra ou ginosko). Yang dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan menjadi since a man not I know.

Ginosko dalam bahasa Yunani mengandung arti: “aku mengetahui atau aku mengenal secara intim.” Dalam Alkitab, mengenal secara intim itu sama artinya dengan melakukan hubungan seksual.
.
Dalam Kej 4:25, Adam bersetubuh, istilah yg dipakai adalah  
ATêv.ai- ta  עוֹד֙ ~d"îa' עוַיֵּ֨דַ
Di Baca: Wayyeda Adam owd et-istow yang artinya “dan Adam mengenal istrinya lagi”

Bagaimana mungkin Adam mau mengenal istinya lagi? Pasti bukan karena Adam belum mengenal lalu mau mengenal lagi. Tetapi ini menjelaskan bahwa Adam bersetubuh lagi.

Karena secara teknis, Maria belum pernah berhubungan seks (masih perawan), maka pertanyaan Maria kepada Malaikat jelas bersifat meminta penjelasan secara teknis saja. Maria butuh keterangan tentang apa yang harus dilakukannya agar hal itu terjadi.

Kembali kita lihat perbandingan:
Herodes, seorang laki-laki, dengan jabatan raja, di istana, namun tidak percaya.
Zakharia, laki-laki biasa, salah satu Imam, di Bait Allah, kurang percaya.
Maria, wanita miskin, bukan siapa-siapa, di rumah, namun percaya dengan sungguh.

Ada suatu pola dalam gambaran ini bahwa orang yang kelihatan paling tidak dapat diandalkan, justru menjadi pilihan Allah Bapa untuk berkarya. Tidak ada orang yang terlalu tidak berarti untuk dipakai oleh Bapa dalam mewujudkan rencana-Nya.

Lukas 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Roh Kudus akan turun atasmu:
Apa maksud dari perkataan malaikat kepada Maria bahwa “Roh Kudus akan turun atasmu?” Peristiwa hadirnya benih Yesus Kristus dalam rahim Maria adalah pekerjaan Roh Kudus, bukan karena benih laki-laki. Alkitab mengajar kita bahwa pekerjaan Roh Kudus yang terbesar adalah memuliakan Yesus Kristus. Memuliakan dalam hal apa? Pada bagian ini, Roh Kudus memuliakan Yesus justru dengan menjadikan Yesus sebagai bayi.

Berbeda dengan manusia yang menganggap bahwa kemuliaan diri dicapai dengan menjadi setinggi-tingginya, kemuliaan Yesus Kristus justru terlihat dari kerelaan-Nya hadir sebagai bayi dalam rahim Maria.

Malaikat kemudian juga berkata Kuasa Allah akan menaungi engkau, hal ini mengandung pengertian bahwa kuasa Allah akan melindungi atau melingkupi atau menguasai Maria.

sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Baik turunnya Roh Kudus, maupun kuasa yang menaungi semua itu terjadi demi hadirnya Yesus ke dalam dunia. Demi lahirnya anak yang disebut kudus itu. Bukan demi Maria.

Yesus adalah titik pusat dari pekerjaan Roh Kudus, bukan Maria. Maria tentu saja adalah pribadi terhormat yang mendapat anugerah besar untuk menjadi Teotokos (Ibu Tuhan kita). Tapi kita jangan kehilangan perspektif bahwa Maria juga sama seperti kita adalah orang-orang yang hendak dipakai sebagai saluran berkat  bagi orang lain, melalui kesediaan dan ketaatannya. Kita justru salah jika menghina Maria.
Di awal Injil Lukas, kita belajar untuk memuliakan sesama kita. Memuliakan manusia dilakukan dengan cara menghormati mereka, mendahulukan kepentingan mereka dan melayani mereka. Bukan dengan menjadikan mereka seolah-olah setara dengan Allah. Bukan dengan cara kita berdoa kepadanya. Itu bukan ajaran Alkitab, itu adalah kesesatan.

Maria bukan siapa-siapa, sama seperti kita.
Lukas menggambarkan bahwa Maria bahkan tidak mendoakan hal ini. Ia sedang ada dirumah, sebagai gambaran bahwa dia adalah orang biasa saja. Maria adalah perwakilan dari semua orang biasa yang tinggal di rumah seperti kita, bukan Imam di bait Allah. Bukan pula seorang Nabi.

Tapi bahwa Maria terpilih sebagai Teotokos, itu mengajarkan bahwa karya keselamatan adalah anugerah Allah bagi manusia biasa yg tidak layak dan bahkan tidak sedang meminta seorang Juruselamat. Ini menunjukkan keluasan kasih Allah yang menjangkau orang-orang yang bahkan tidak tau apa yang harus diminta, tidak tau apa yang dibutuhkan bagi keselamatannya.

Lukas 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Walaupun Maria tidak meminta tanda dari Bapa, tetapi tanda itu tetap diberikan, yaitu melalui berita tentang Elisabet yang juga mengalami suatu peristiwa luar biasa dalam hidupnya. Maksud dari berita itu adalah, sebagaimana telah terjadi sesuatu pekerjaan Bapa pada Elisabet. Demikian pula Maria boleh percaya bahwa Bapa akan bekerja melalui diri Maria.

Tanpa kita sadari, pengalaman hidup kita bersama Tuhan dapat menjadi kekuatan bagi sesama kita yaitu sesama orang percaya. Pertemuan dengan Tuhan senantiasa melibatkan aspek sesama. Seseorang tidak menerima suatu wahyu dari Bapa tanpa ada suatu dorongan untuk membawa diri orang itu kepada orang lain. Kekristenan adalah suatu relasi antara Allah dengan manusia. Antara manusia dengan manusia lainnya. Maria perlu bertemu dengan Elisabet untuk saling menguatkan dan saling menghibur.

Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Merupakan gema dari perkataan dalam Perjanjian Lama, Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." (Kejadian 18:14)

Keterbatasan Elisabet adalah ia mandul. Keterbatasan Maria adalah ia belum memiliki suami. Tapi baik Elisabet maupun Maria sama-sama mempunyai Bapa yang Mahakuasa. Jangan biarkan keterbatasan kita menjadi halangan bagi perluasan Kerajaan Allah. Serahkan kepada Bapa agar Ia bisa mengubah keterbatasan kita menjadi suatu sumber berkat. Seperti anak yang memiliki 5 roti dan 2 ikan itu, walaupun apa yang ia miliki sangat terbatas, tetapi menjadi berkat yang besar karena telah diserahkan ke dalam tangan Bapa Yang Mahakuasa.

Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Maria menunjukkan suatu kualitas iman yang sangat besar. Ia segera menerima tanggung jawab dari Tuhan. Bapa berkata, kita mengikuti. Itulah sikap kita yang seharusnya.

Seringkali kita ingin agar Tuhan menyertai kita. Itu salah. Terbalik. Kitalah yang harus menyertai Tuhan di dalam berjalan menggenapi rencana-Nya.

Doa berkat:
Kiranya Tuhan memberkati kita untuk senantiasa memiliki kerendahan hati, senantiasa mau mendengar perkataan Tuhan serta merenungkannya dan selalu siap sedia untuk taat kepada panggilan Tuhan bagi kita. Amin.