Renungan Alkitab dari
Injil Yohanes 20:24-28
Abstrak
Siapakah Rasul Tomas? Benarkah ia
adalah seorang yang ragu-ragu? Mengapa Tomas sulit percaya bahwa Yesus Kristus
sudah bangkit? Pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari kisah Rasul Tomas?
Tulisan singkat berikut ini mencoba memperkenalakan kita pada sosok Rasul
Tomas. Semoga tulisan ini dapat membantu siapa saja untuk lebih mengenal tokoh
rasul dalam Alkitab baik untuk perenungan pribadi maupun untuk digunakan
sebagai bahan khotbah mengenai tokoh Rasul Tomas.
Pendahuluan
Kasihan rasul Tomas. Gereja
sepanjang sejarah, bahkan sampai hari ini, seringkali meng-identikkan namanya
dengan keraguan-raguan. Tomas si peragu, begitulah kita memberi cap kepada
rasul yang satu ini. Dan seringkali pula sifat ragu-ragu atau keraguan ini kita
asosiasikan sebagai sesuatu yang negatif semata-mata. Oleh karena itu, sebelum
kita terlanjur selamanya punya persepsi yang kurang baik terhadap Tomas dan sifat
keraguan-raguannya, mari kita lihat lebih jauh peristiwa-peristiwa yang
berkaitan dengan Tomas dan sifat pribadinya serta bagaimana tanggapan Tuhan Yesus
terhadap hal tersebut. [Baca juga: Iman Kristen memiliki dasar yang teguh. Klik disini.]
Tomas adalah orang yang beriman sungguh
Sekalipun Tomas sering disebut
sebagai si peragu, namun sebenarnya dia bukanlah orang yang tidak beriman atau
kurang beriman. Yohanes 11:16 mencatat
respon iman Tomas yang luarbiasa terhadap Yesus, demikian: Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu
murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama
dengan Dia."
Di sini kita melihat bahwa Tomas
sama sekali tidak ragu-ragu. Kalimat tersebut terucap dari mulut Tomas sebagai
respon terhadap kata-kata Yesus yang mengajak mereka untuk pergi ke tempat
Lazarus yang sudah meninggal. [Baca juga: Apa yang dimaksud dengan iman? Klik disini.]
Sama halnya dengan murid-murid
yang lain, Tomas tidak memahami sepenuhnya apa yang dimaksud oleh Yesus melalui
kata-kata itu, apakah Yesus ingin mengajak murid-murid-Nya pergi ke tempat
Lazarus dalam arti ke dunia orang mati? Atau apa? Tomas tidak mengerti, tetapi
ia menyuarakan keyakinannya untuk tetap ikut Yesus, bahkan ia telah rela sekalipun
harus mati bersama Dia.
Biasanya sifat berani dan sikap
cepat dalam berespon sering kita asosiasikan dengan Petrus, namun justru Tomas-lah
yang sebenarnya dicatat pertama kali sebagai murid yang menyuarakan sikap
keberanian semacam ini.
Jelas sekali, ini adalah tindakan
orang yang mengasihi Yesus dan memandang Dia sebagai sahabat.
Seorang sahabat seperti Tomas,
rela mati bersama-sama Yesus, sahabatnya. Jelas sekali, ini adalah tindakan
seseorang yang beriman, yaitu berani melangkah bersama Tuhan, sekalipun ia
tidak tahu atau tidak memahami persis kemana Tuhan akan membawanya.
Berapa banyak dari kita yang
punya sikap semacam ini? Kita dengan mudah menuduh Tomas sebagai peragu, tetapi
apakah kita juga memperhitungkan sikap tegas yang ditunjukkan dalam peristiwa
ini? Berapa sering dalam hidup kita muncul sikap seperti ini? Dari Tomas, kita
belajar bahwa kita harus berani ikut Tuhan sekalipun ada harga yang harus
dibayar. Dan tidak jarang harganya adalah mahal sekali.
Tomas adalah orang yang suka berpikir (merenung) dan mempertanyakan
segala sesuatu sehubungan dengan imannya
Yohanes 14:5 mencatat pula peristwa yang berkenaan
dengan Tomas, demikian: Kata Tomas
kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana
kami tahu jalan ke situ?"
Di sini kita melihat sosok Tomas
sebagai orang yang suka memikirkan perkataan Yesus. Waktu mereka mau pergi ke
tempat Lazarus, Tomas ikut, mati pun ia rela, pokoknya ikut. Tetapi sekarang,
dia bingung, karena Yesus sedang berbicara tentang suatu tujuan yang ia tidak
ketahui. Ia rela ikut, ia rela pergi, tapi ia masih bingung mau pergi kemana? Tomas
tidak suka menyembunyikan perasaan bingungnya atau ketidaktahuannya. Ia adalah
orang yang suka berpikir serta siap melakukan tindakan-tindakan praktis dan pada
saat itu, Tomas ingin sekali memperoleh jawaban atas ketidakmengertiannya.
Tomas suka bertanya-tanya, ia suka berpikir logis.
Seringkali orang menganggap iman
adalah suatu kepercayaan yang buta. Seringkali orang berpikir bahwa iman
Kristen bukanlah iman yang logis, sehingga kita takut bertanya ini dan itu,
karena takut dianggap orang yang tidak beriman. Padahal tidak demikian.
Iman Kristen adalah iman yang
harus kita pahami, artinya kita tahu apa yang kita percayai. Iman Kristen
adalah iman yang harus kita terima, sekalipun kita tidak mungkin memahami
sepenuhnya.
Tidak salah mempertanyakan
sesuatu sehubungan dengan iman kita. Yesus menjawab pertanyaan Tomas.
Tomas adalah orang yang punya
iman. Tomas adalah orang serius, namun Tomas akhirnya diliputi keragu-raguan, mengapa?
Karena ia seperti juga murid yang lain, mengalami kekecewaan. Segala sesuatu
ternyata tidak terjadi seperti yang ia bayangkan. Yesus adalah sahabatnya. Yesus
adalah tumpuan harapannya. Sekarang Yesus mati. Dan Tomas merasa kecewa. Tomas
kecewa karena tumpuan harapannya telah dicabut dengan begitu kasar dan ia belum
terlalu mengerti mengapa semua itu harus terjadi. Dan kekecewaan itu telah
menggelapkan pandangannya terhadap segala sesuatu yang ia pernah ketahui
tentang Yesus.
Tuhan Yesus ingin mengajar kita melalui Tomas
Pertama
Percayalah pada kata-kata Yesus,
sekalipun fakta-fakta disekeliling kita membuat kita sulit untuk percaya. Tomas
yang semula menunjukkan keteguhan hati (Yoh 11:16) akhirnya harus mengalami
keraguan atas kebangkitan Yesus, karena apa yang terjadi pada Yesus memang amat
sulit dicerna oleh akal manusia. Manusia mengharapkan Mesias. Manusia mempunyai
bayangan atau anggapan terhadap seperti apa Mesias itu seharusnya. Tetapi
manusia yang hidup pada zaman itu, yang hidup bersama-sama dengan Yesus,
menjalani hidup ini bersama-sama seperti saudara atau sahabat, akhirnya harus
melihat Yesus mati dengan cara yang amat mengenaskan. Ini sangat tidak mudah
untuk dicerna, atau bahkan diterima oleh siapa pun.
Kita mudah men-judge Tomas sebagai peragu. Tetapi
betapa mudahnya kita menjadi seorang peragu demi alasan-alasan yang lebih
sepele dari Tomas. Kita mungkin ragu pada kekeristenan ketika melihat begitu
banyak penderitaan di dunia ini. Kita mungkin ragu pada kekristenan ketika kita
mengalami begitu banyak penderitaan. Kita mungkin ragu pada kekristenan ketika
kita dikecewakan oleh sesama orang Kristen. Kita mungkin ragu pada kekristenan
ketika seorang panutan kita digereja akhirnya jatuh ke dalam dosa. Kita mungkin
ragu pada kekristenan ketika ada begitu banyak pengajaran yang seolah-olah
lebih spektakuler, lebih ilmiah, lebih modern dan lebih masuk akal.
Bagaimana perasaan kita kira-kira
jika dengan mata kepala sendiri, kita harus melihat Yesus mati berdarah-darah
secara mengenaskan? Itulah pergumulan seorang Tomas.
Kedua
Yesus menghargai keragu-raguan
yang jujur dan bersedia menolong mereka yang ragu untuk melewati momen itu.
Dalam Markus 9:24 tercatat suatu kalimat yang terdengar agak aneh, namun jika
kita memahami isi dibalik kalimat itu, kita akan merasa terhibur. Kalimat itu
adalah : Segera ayah anak itu berteriak:
"Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Ini adalah
ungkapan seorang ayah yang sedang mengalami pergumulan iman. Yaitu ketika
keinginan kuat untuk percaya harus berbenturan dengan fakta kehidupan yang
pahit. Fakta bahwa Yesus tidak meninggalkan orang-orang yang imannya rapuh
dimakan pergumulan ini sungguh menghibur, karena kita tahu bahwa diri kitapun
tidak luput dari hal-hal seperti itu.
Ketiga
Lebih baik ragu-ragu dan
menyatakan keraguan itu daripada diam-diam tidak percaya. Yohanes 6:64 mencatat: Tetapi di antaramu ada yang
tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan
siapa yang akan menyerahkan Dia. Yudas tidak bergumul dalam iman seperti Tomas,
ternyata permasalahannya adalah karena ia tidak memiliki iman sama sekali.
Perenungan
Apakah kita sudah memiliki iman
seperti Tomas yang berani bayar harga untuk ikut Yesus? Apakah sampai hari ini kita
masih memiliki banyak pertanyaan tentang iman? Jangan ragu untuk menanyakannya.
Jangan malas untuk mencari jawabannya. Yesus menjawab. Yesus menolong. Seringkali
kita tidak menemukan jawabannya bukan karena Allah terlalu bungkam, tetapi
karena kita terlalu enggan untuk mencarinya. Apakah anda juga pernah mengalami
kekecewaan karena segala sesuatu berjalan tidak seperti yang engkau harapkan? Belajarlah
dari peristiwa Tomas ini. Belajarlah dari sikap Yesus terhadap keraguan Tomas. Yesus
menghargai perasaan ragu-ragu itu. Dan bahkan Yesus menolong kita untuk
melewatinya. Yesus mau menguatkan iman kita yang ragu. Semoga melalui semua
ini, seperti Tomas kita juga bisa dengan segenap jiwa berkata: “Ya Tuhanku dan
Allahku.” Dan Tomas ini, yang sering kita beri cap sebagai seorang yang
ragu-ragu, ternyata kemudian menjadi seorang Rasul Yesus Kristus yang telah
dengan gigih memberitakan Injil hingga jauh ke pedalaman India. Dan tradisi
Kristen mempercayai bahwa Rasul Tomas kemudian menemui kematiannya di India
sebagai martir Yesus Kristus yang setia. Berbahagialah kita yang percaya sekalipun tidak
melihat.
Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Oleh: izar tirta).