Wednesday, April 20, 2016

Siapakah Rasul Tomas?


Renungan Alkitab dari Injil Yohanes 20:24-28

Abstrak
Siapakah Rasul Tomas? Benarkah ia adalah seorang yang ragu-ragu? Mengapa Tomas sulit percaya bahwa Yesus Kristus sudah bangkit? Pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari kisah Rasul Tomas? Tulisan singkat berikut ini mencoba memperkenalakan kita pada sosok Rasul Tomas. Semoga tulisan ini dapat membantu siapa saja untuk lebih mengenal tokoh rasul dalam Alkitab baik untuk perenungan pribadi maupun untuk digunakan sebagai bahan khotbah mengenai tokoh Rasul Tomas.


Pendahuluan
 
Kasihan rasul Tomas. Gereja sepanjang sejarah, bahkan sampai hari ini, seringkali meng-identikkan namanya dengan keraguan-raguan. Tomas si peragu, begitulah kita memberi cap kepada rasul yang satu ini. Dan seringkali pula sifat ragu-ragu atau keraguan ini kita asosiasikan sebagai sesuatu yang negatif semata-mata. Oleh karena itu, sebelum kita terlanjur selamanya punya persepsi yang kurang baik terhadap Tomas dan sifat keraguan-raguannya, mari kita lihat lebih jauh peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan Tomas dan sifat pribadinya serta bagaimana tanggapan Tuhan Yesus terhadap hal tersebut. [Baca juga: Iman Kristen memiliki dasar yang teguh. Klik disini.]


Tomas adalah orang yang beriman sungguh
 
Sekalipun Tomas sering disebut sebagai si peragu, namun sebenarnya dia bukanlah orang yang tidak beriman atau kurang beriman. Yohanes  11:16 mencatat respon iman Tomas yang luarbiasa terhadap Yesus, demikian: Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

Di sini kita melihat bahwa Tomas sama sekali tidak ragu-ragu. Kalimat tersebut terucap dari mulut Tomas sebagai respon terhadap kata-kata Yesus yang mengajak mereka untuk pergi ke tempat Lazarus yang sudah meninggal. [Baca juga: Apa yang dimaksud dengan iman? Klik disini.]

Sama halnya dengan murid-murid yang lain, Tomas tidak memahami sepenuhnya apa yang dimaksud oleh Yesus melalui kata-kata itu, apakah Yesus ingin mengajak murid-murid-Nya pergi ke tempat Lazarus dalam arti ke dunia orang mati? Atau apa? Tomas tidak mengerti, tetapi ia menyuarakan keyakinannya untuk tetap ikut Yesus, bahkan ia telah rela sekalipun harus mati bersama Dia.

Biasanya sifat berani dan sikap cepat dalam berespon sering kita asosiasikan dengan Petrus, namun justru Tomas-lah yang sebenarnya dicatat pertama kali sebagai murid yang menyuarakan sikap keberanian semacam ini.

Jelas sekali, ini adalah tindakan orang yang mengasihi Yesus dan memandang Dia sebagai sahabat.
Seorang sahabat seperti Tomas, rela mati bersama-sama Yesus, sahabatnya. Jelas sekali, ini adalah tindakan seseorang yang beriman, yaitu berani melangkah bersama Tuhan, sekalipun ia tidak tahu atau tidak memahami persis kemana Tuhan akan membawanya.

Berapa banyak dari kita yang punya sikap semacam ini? Kita dengan mudah menuduh Tomas sebagai peragu, tetapi apakah kita juga memperhitungkan sikap tegas yang ditunjukkan dalam peristiwa ini? Berapa sering dalam hidup kita muncul sikap seperti ini? Dari Tomas, kita belajar bahwa kita harus berani ikut Tuhan sekalipun ada harga yang harus dibayar. Dan tidak jarang harganya adalah mahal sekali.


Tomas adalah orang yang suka berpikir (merenung) dan mempertanyakan segala sesuatu sehubungan dengan imannya
 
Yohanes  14:5 mencatat pula peristwa yang berkenaan dengan Tomas, demikian: Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"

Di sini kita melihat sosok Tomas sebagai orang yang suka memikirkan perkataan Yesus. Waktu mereka mau pergi ke tempat Lazarus, Tomas ikut, mati pun ia rela, pokoknya ikut. Tetapi sekarang, dia bingung, karena Yesus sedang berbicara tentang suatu tujuan yang ia tidak ketahui. Ia rela ikut, ia rela pergi, tapi ia masih bingung mau pergi kemana? Tomas tidak suka menyembunyikan perasaan bingungnya atau ketidaktahuannya. Ia adalah orang yang suka berpikir serta siap melakukan tindakan-tindakan praktis dan pada saat itu, Tomas ingin sekali memperoleh jawaban atas ketidakmengertiannya. Tomas suka bertanya-tanya, ia suka berpikir logis.

Seringkali orang menganggap iman adalah suatu kepercayaan yang buta. Seringkali orang berpikir bahwa iman Kristen bukanlah iman yang logis, sehingga kita takut bertanya ini dan itu, karena takut dianggap orang yang tidak beriman. Padahal tidak demikian.
Iman Kristen adalah iman yang harus kita pahami, artinya kita tahu apa yang kita percayai. Iman Kristen adalah iman yang harus kita terima, sekalipun kita tidak mungkin memahami sepenuhnya.

Tidak salah mempertanyakan sesuatu sehubungan dengan iman kita. Yesus menjawab pertanyaan Tomas.

Tomas adalah orang yang punya iman. Tomas adalah orang serius, namun Tomas akhirnya diliputi keragu-raguan, mengapa? Karena ia seperti juga murid yang lain, mengalami kekecewaan. Segala sesuatu ternyata tidak terjadi seperti yang ia bayangkan. Yesus adalah sahabatnya. Yesus adalah tumpuan harapannya. Sekarang Yesus mati. Dan Tomas merasa kecewa. Tomas kecewa karena tumpuan harapannya telah dicabut dengan begitu kasar dan ia belum terlalu mengerti mengapa semua itu harus terjadi. Dan kekecewaan itu telah menggelapkan pandangannya terhadap segala sesuatu yang ia pernah ketahui tentang Yesus.


Tuhan Yesus ingin mengajar kita melalui Tomas
 
Pertama
 
Percayalah pada kata-kata Yesus, sekalipun fakta-fakta disekeliling kita membuat kita sulit untuk percaya. Tomas yang semula menunjukkan keteguhan hati (Yoh 11:16) akhirnya harus mengalami keraguan atas kebangkitan Yesus, karena apa yang terjadi pada Yesus memang amat sulit dicerna oleh akal manusia. Manusia mengharapkan Mesias. Manusia mempunyai bayangan atau anggapan terhadap seperti apa Mesias itu seharusnya. Tetapi manusia yang hidup pada zaman itu, yang hidup bersama-sama dengan Yesus, menjalani hidup ini bersama-sama seperti saudara atau sahabat, akhirnya harus melihat Yesus mati dengan cara yang amat mengenaskan. Ini sangat tidak mudah untuk dicerna, atau bahkan diterima oleh siapa pun.

Kita mudah men-judge Tomas sebagai peragu. Tetapi betapa mudahnya kita menjadi seorang peragu demi alasan-alasan yang lebih sepele dari Tomas. Kita mungkin ragu pada kekeristenan ketika melihat begitu banyak penderitaan di dunia ini. Kita mungkin ragu pada kekristenan ketika kita mengalami begitu banyak penderitaan. Kita mungkin ragu pada kekristenan ketika kita dikecewakan oleh sesama orang Kristen. Kita mungkin ragu pada kekristenan ketika seorang panutan kita digereja akhirnya jatuh ke dalam dosa. Kita mungkin ragu pada kekristenan ketika ada begitu banyak pengajaran yang seolah-olah lebih spektakuler, lebih ilmiah, lebih modern dan lebih masuk akal.

Bagaimana perasaan kita kira-kira jika dengan mata kepala sendiri, kita harus melihat Yesus mati berdarah-darah secara mengenaskan? Itulah pergumulan seorang Tomas.

Kedua
 
Yesus menghargai keragu-raguan yang jujur dan bersedia menolong mereka yang ragu untuk melewati momen itu. Dalam Markus 9:24 tercatat suatu kalimat yang terdengar agak aneh, namun jika kita memahami isi dibalik kalimat itu, kita akan merasa terhibur. Kalimat itu adalah : Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Ini adalah ungkapan seorang ayah yang sedang mengalami pergumulan iman. Yaitu ketika keinginan kuat untuk percaya harus berbenturan dengan fakta kehidupan yang pahit. Fakta bahwa Yesus tidak meninggalkan orang-orang yang imannya rapuh dimakan pergumulan ini sungguh menghibur, karena kita tahu bahwa diri kitapun tidak luput dari hal-hal seperti itu.

Ketiga
 
Lebih baik ragu-ragu dan menyatakan keraguan itu daripada diam-diam tidak percaya. Yohanes  6:64 mencatat: Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Yudas tidak bergumul dalam iman seperti Tomas, ternyata permasalahannya adalah karena ia tidak memiliki iman sama sekali.


Perenungan
 
Apakah kita sudah memiliki iman seperti Tomas yang berani bayar harga untuk ikut Yesus? Apakah sampai hari ini kita masih memiliki banyak pertanyaan tentang iman? Jangan ragu untuk menanyakannya. Jangan malas untuk mencari jawabannya. Yesus menjawab. Yesus menolong. Seringkali kita tidak menemukan jawabannya bukan karena Allah terlalu bungkam, tetapi karena kita terlalu enggan untuk mencarinya. Apakah anda juga pernah mengalami kekecewaan karena segala sesuatu berjalan tidak seperti yang engkau harapkan? Belajarlah dari peristiwa Tomas ini. Belajarlah dari sikap Yesus terhadap keraguan Tomas. Yesus menghargai perasaan ragu-ragu itu. Dan bahkan Yesus menolong kita untuk melewatinya. Yesus mau menguatkan iman kita yang ragu. Semoga melalui semua ini, seperti Tomas kita juga bisa dengan segenap jiwa berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku.” Dan Tomas ini, yang sering kita beri cap sebagai seorang yang ragu-ragu, ternyata kemudian menjadi seorang Rasul Yesus Kristus yang telah dengan gigih memberitakan Injil hingga jauh ke pedalaman India. Dan tradisi Kristen mempercayai bahwa Rasul Tomas kemudian menemui kematiannya di India sebagai martir Yesus Kristus yang setia. Berbahagialah kita yang percaya sekalipun tidak melihat. 

Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Oleh: izar tirta).