Oleh: Izar Tirta
Lukas 1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel
pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
Allah menyuruh malaikat Gabriel
Mengapa Allah
menyuruh malaikat Gabriel untuk menemui Maria? Malaikat Gabriel adalah malaikat
yang sama dengan yang diutus kepada Zakharia ketika ia membakar ukupan di Bait
Allah. Sehingga jika di sini kita melihat malaikat Gabriel kembali di utus ke
Galilea, maka dapat kita simpulkan bahwa pemberitahuan tentang kelahiran Yesus merupakan
suatu kontinuitas dari peristiwa pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes
Pembaptis.
Lukas
menggambarkan bahwa kedua peristiwa itu dihubungkan dengan malaikat yang sama.
Sekaligus hal ini juga memberi suatu gambaran bahwa kelak pekerjaan Yohanes
Pembaptis akan dilanjutkan dengan pekerjaan Yesus Kristus. [Baca juga: Ada 8 Alasan Mengapa Tuhan Yesus datang menjadi Manusia. Klik disini.]
Malaikat Gabriel
tidak pergi ke Galilea atas insiatifnya sendiri, melainkan karena Allah
menyuruh ia pergi. Hal ini menegaskan suatu pesan bahwa Allah adalah inisiator
dari karya keselamatan yang akan diberikan kepada kita. Keselamatan bukan
pekerjaan manusia, bukan pula merupakan pekerjaan malaikat, melainkan pekerjaan
Allah semata-mata.
Dalam bulan yang ke enam.
Mengapa pemberitahuan
tentang kelahiran Yesus terjadi enam bulan setelah pemberitahuan tentang
kelahiran Yohanes Pembaptis? Selain telah disebutkan di atas bahwa pekerjaan
Yesus Kristus merupakan kelanjutan dari Yohanes Pembaptis. Fakta bahwa Yohanes
lebih tua enam bulan dari Yesus Kristus agaknya lebih mudah dipahami jika kita
melihat hal ini sebagai suatu cara agar kemuliaan Tuhan menjadi lebih nyata.
Maksudnya? Ketika Maria datang mengunjungi Elisabet, janin Yohanes Pembaptis diberi
kemampuan oleh Roh Kudus untuk meresponi kehadiran janin Yesus Kristus yang ada
di dalam rahim Maria.
Dari respon
tersebut kita belajar bahwa Roh Kudus mampu membuat siapa saja mengenali Yesus Kristus.
Bahkan ketika orang itu masih di dalam rupa janin sekalipun. Bahkan ketika
Yesus Kristus pun masih dalam rupa janin di dalam rahim seorang perempuan.
Dari respon ini
kita juga belajar bahwa Yesus Kristus hadir ke dunia ini untuk setiap lapisan
manusia. Dengan pertolongan Roh Kudus, tidak ada manusia yang telalu muda untuk
mengenali Yesus Kristus.
Ke sebuah kota di Galilea
Apakah arti
penting wilayah Galilea? Galilea adalah
sebuah propinsi di Israel Utara, yang terdiri dari 4 teritorial yaitu: Zebulon,
Naftali, Isakhar dan Asher. Di utusnya malaikat Gabriel ke Galilea merupakan
suatu gambaran bahwa hal tersebut merupakan awal penggenapan dari nubuat dalam
Yesaya 8:23 – 9:1&2.
Bangsa yang
dahulunya berada di dalam kegelapan. Tidak sungguh-sungguh mengenal Allah yang
sejati dan yang bahkan akhirnya jatuh ke tangan bangsa asing yang tidak
mengenal Allah, pada akhirnya melihat terang sejati.
Dalam bagian
ini, terang itu digambarkan sedang datang. Beberapa puluh tahun kemudian,
orang-orang yang hidup di Galilea ini akhirnya melihat Yesus Kristus melayani
di antara mereka. Terang yang sesungguhnya itu akhirnya ada di antara mereka.
Bernama Nazaret
Nazaret adalah sebuah
kota kecil di teritorial Zebulon. Di sini Yusuf tinggal. Menurut anggapan orang
pada abad ke satu, kota ini sama sekali tidak penting. Salah seorang murid
Yesus Kristus malah pernah bertanya dan merasa heran “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46).
Pertanyaan murid
Yesus Kristus itu sebetulnya cukup beralasan, karena nama Nazaret bahkan sama
sekali tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Lama, sebagai semacam bukti
bahwa memang tidak pernah terjadi apapun yang berharga di kota tersebut. Nazaret
adalah ibarat seperti suatu kota yang sudah terlupakan eksistensinya di dalam
sejarah bangsa Israel.
Sementara itu
teritorial Zebulon sendiri tidak kalah buruk popularitasnya. Zebulon menjadi suatu
area yang dikenang sebagai area yang pernah begitu terhimpit, bahkan pernah
dihancurkan oleh bangsa asing (Asyur). Dan hingga zaman Yesus Kristus pun area
itu dikenal sebagai wilayah bangsa asing (Gentiles),
sehingga memiliki nilai yang rendah, tidak terpandang di mata orang Yahudi.
Kenyataan bahwa
Bapa yang Mahakuasa mengutus malaikat Gabriel untuk datang ke Nazaret di
Galilea, untuk menyampaikan kabar luar biasa bahwa Juruselamat dunia akan
datang ke kota itu dan bahkan akan dikenal sebagai warga kota itu, adalah suatu
penyataan luar biasa bahwa tidak ada suatu kota (atau masyarakat) yang dipandang
tidak berharga oleh Allah kita.
Orang Yahudi
boleh saja memandang rendah kota-kota yang diduduki bangsa asing (non-Yahudi),
tetapi Bapa tidaklah memandang dengan cara demikian. Bangsa asing, maupun
bangsa Yahudi, semua sama berharganya. Orang Yahudi maupun non-Yahudi, semua
sama-sama membutuhkan Juruselamat.
Kita sering
membeda-bedakan antara orang yang satu dengan yang lain, keturunan yang satu
dengan lain. Dan bukan saja membeda-bedakan, kita manusia juga sering memberi
semacam ranking pada kelompok-kelompok yang berbeda itu. Dan tidak jarang di
dalam memberi penilaian tersebut, kita memberi nilai yang tinggi pada diri atau
kelompok kita sendiri, dan memberi nilai yang rendah kepada diri atau kelompok
orang lain. Dari penuturan sederhana oleh Lukas tentang pemilihan Allah
terhadap Nazaret, kita belajar bahwa kita tidak boleh memandang rendah siapapun
juga, karena karya Allah dapat menjangkau semua orang, mereka yang kita pandang
hina sekalipun.
Lukas 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang
bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Kepada seorang perawan
Mengapa malaikat
datang kepada seorang perawan? Lukas menyebutkan bahwa malaikat Gabriel datang untuk
menyampaikan pesannya kepada seorang perawan. Ini adalah suatu kenyataan yang
sangat penting, dan menjadi suatu penegasan dari Yang Mahakuasa sendiri yaitu bahwa
Anak Allah yang datang ke dunia itu merupakan hasil pekerjaan dari Roh Kudus
semata-mata, bukan hasil peristiwa biologis yang natural antara laki-laki dan
perempuan. Hal ini menjadikan Anak Allah yang datang ke dunia itu memiliki dua
natur di dalam diri-Nya, natur Ilahi dan sekaligus natur manusia. Tidak ada
satu manusia pun di dunia yang memiliki natur yang unik semacam ini.
Yang bertunangan
Apakah ada makna
dibalik kenyataan bahwa Maria adalah perawan yang telah bertunangan? Meskipun
masih perawan, tetapi Maria disebutkan telah bertunangan dengan seorang pria
bernama Yusuf. Bertunangan dalam budaya pada waktu itu memakan waktu kira-kira
satu tahun. Para pasangan yang telah bertunangan belum diperbolehkan untuk
tinggal dalam satu rumah. Mereka juga belum diperbolehkan untuk melakukan
hubungan suami istri. Meskipun demikian, secara relasi mereka berdua sudah diikat
oleh suatu janji yang khusus, bahwa suatu saat mereka akan hidup bersama
sebagai suami istri.
Maria adalah
perawan yang telah bertunangan. Hal ini merupakan suatu bijaksana dari Allah
Bapa untuk menyiapkan seorang laki-laki di dalam kehidupan Maria. Kehadiran
seorang laki-laki yang sudah pasti akan menjadi suami Maria, adalah suatu
bentuk pemeliharaan sosial dari Bapa terhadap Maria, agar kehamilannya yang
bersifat supranatural itu tidak menimbulkan suatu pertanyaan yang berlebihan
dari masyarakat sekitar apabila Maria sama sekali belum memiliki calon suami.
Selain itu, Bapa
telah menyiapkan seorang laki-laki bagi Maria untuk melindungi dan menemani
Maria yang sedang hamil dalam menempuh perjalanan yang jauh dan cukup berbahaya
dari Nazaret menuju Betlehem. Pada kesempatan ini, peristiwa itu memang belum
dinyatakan oleh Bapa melalui malaikat Gabriel, tetapi kita semua tahu bahwa hal
itulah yang kemudian terjadi. Bapa telah menyiapkan pemeliharaan bagi Maria
bahkan sebelum kebutuhan itu muncul.
Kita tidak
selalu tahu apa yang kita butuhkan, tetapi Bapa yang memelihara kita tahu.
Biarlah kita berani mempercayakan hidup kita pada Bapa yang memelihara kita
dengan penuh kasih.
Dengan Yusuf dari keluarga Daud
Mengapa Alkitab
harus menyebutkan bahwa Yusuf berasal dari keluarga Daud? Fakta bahwa Yusuf
berasal dari keluarga Daud merupakan suatu penegasan bahwa bayi yang dikandung
Maria adalah bayi yang dijanjikan kepada Daud. Mesias yang dijanjikan adalah
anak Daud.
Lukas 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata:
"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Malaikat masuk ke rumah Maria
Apakah ada arti
penting dari fakta bahwa Maria sedang berada di rumah pada saat malaikat datang
menemuinya? Berbeda dengan Zakharia yang sedang ada di Bait Allah ketika
malaikat Gabriel datang, Maria justru sedang ada dirumah. Sebuah penggambaran
tentang seorang manusia yang biasa saja, just
ordinary people, jauh dari gambaran yang bersifat spiritual pada umumnya.
Selain itu, Maria
juga jelas bukan seorang imam seperti Zakharia, melainkan seorang perawan
miskin. Dan Maria juga tidak sedang berdoa ketika malaikat datang. Setidaknya
tidak ada penggambaran seperti itu. Semua penggambaran ini menjelaskan betapa ordinary nya kondisi Maria ketika
didatangi oleh Malaikat. Sebuah kehidupan yang biasa saja, persis seperti
kehidupan anda dan saya. Tetapi di dalam ke - ”biasa saja” – an nya itu, Bapa
tidak luput untuk menyapa Maria dan berkenan untuk berkarya melalui dirinya.
Salam
Apakah arti dari
salam kepada Maria? Istilah “salam” yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah Χαῖρε (dibaca: Chaire) yang artinya bergembira atau rejoice dalam bahasa Inggris. Istilah Chaire ini adalah istilah yang umum sekali,
kegembiraan yang sangat general
sifatnya. Istilah ini muncul misalnya pada waktu orang Majus melihat bintang yang
membawa mereka kepada bayi Yesus (Mat 2:10). Bahkan waktu para imam Yahudi menerima
info tentang Yesus dari Yudas pun Alkitab memakai istilah ini untuk melukiskan kegembiraan mereka karena
akhirnya berhasil menemukan jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus (Mrk
14:11).
Berita yang
disampaikan malaikat kepada Maria adalah berita yang diharapkan juga akan membawa
kegembiraan.
Engkau yang dikaruniai
Istilah Yunani
yang dipakai adalah κεχαριτωμένη (dibaca: kecharitomene), yang
dapat diterjemahkan menjadi “engkau yang sangat diperkenan” (dalam bentuk
kalimat pasif) atau being favored highly dalam bahasa Inggris.
Dari kata-kata kecharitomene ini, kita lihat bahwa Maria
adalah objek yang pasif dari kasih karunia Allah. Maria menerima apa yang
diberikan oleh Bapa. Maria bukanlah subjek yang secara aktif memberi kasih karunia
kepada orang lain.
Istilah Kecharitomene ini merupakan istilah yang
dipakai pula dalam Efesus 1:6, ditujukan kepada orang percaya di Efesus. Dalam
naskah lain (BYZ) ada ungkapan “diberkatilah engkau di dalam kumpulan
wanita-wanita” (Yn: Eulogeme su en gynaixin).
Tetapi ungkapan ini tidak terdapat dalam manuskrip Yunani BGT yang dipakai oleh
LAI.
Lukas 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di
dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Maria terkejut
Mengapa Maria
terkejut setelah mendengar salam dari malaikat Gabriel? Terkejut disini lebih
tepat diartikan sebagai sangat bingung (perplexed)
dan cenderung merupakan ekspresi dari rasa takut. Dan dalam hal ini, Maria
bukan terkejut karena melihat sosok malaikat itu. Maria terkejut karena mendengar perkataan malaikat. Lukas memang
sangat menekankan pada kuasa dari kata-kata Ilahi di dalam Injilnya.
Salam yang
diucapkan oleh Malaikat sebetulnya adalah salam yang biasa, Chaire, bergembiralah, tapi jadi tidak
biasa karena diucapkan oleh suatu makhluk perwakilan Bapa kepada seorang wanita
miskin di desa. Maria terkejut dan takut karena sadar bahwa dirinya begitu
kecil dan tidak masuk hitungan sebagai orang terpandang.
Apakah arti salam itu?
Setelah mendengar
perkataan Ilahi yang disampaikan oleh malikat, Maria kemudian merenungkan arti
dari kata-kata itu. Ini adalah ciri-ciri dari orang benar. Orang benar adalah
orang yg merenungkan dan bertanya-tanya tentang makna dari suatu perkataan
Ilahi. Orang yang tidak perduli pada perkataan Ilahi adalah orang yang memang
pada dasarnya tidak akan berbagian di dalam kerajaan Allah.
Lukas 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai
Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
“Jangan takut” adalah pesan yang kerap diucapkan
kepada orang-orang yang memang takut kepada Tuhan. Orang yang pada dasarnya
tidak takut kepada Tuhan, justru tidak akan pernah mendengar kata-kata
penghiburan jangan takut. Adapun alasan untuk tidak takut adalah karena orang
tersebut telah menerima kasih karunia. Justru ciri-ciri dari orang yang
mendapat anugerah adalah orang itu merasa takut kepada Tuhan. Jadi dari sisi
manusia pasti ada rasa takut. Sedangkan dari sisi Bapa pasti ada penghiburan
agar jangan takut.
Lukas 1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Maria diminta
menamai Dia Yesus. Bukan Maria yang memberi nama kepada Yesus, tetapi Bapa yang
memberi nama pada bayi itu. Dari sini kita belajar bahwa karya keselamatan
manusia sungguh-sungguh merupakan suatu karya dari Allah sendiri. Tidak ada campur
tangan manusia secara aktif.
Dari sejak awal,
bagaimana proses pemilihan Bapa terhadap Maria yang penuh kekurangan, pasti
amat berbeda dengan cara manusia memilih. Tidak ada campur tangan manusia dalam
pemilihan itu. Lalu bagaimana proses janin itu hadir di dunia, juga tidak ada
campur tangan benih laki-laki, melainkan Roh Kudus. Bahkan kini, untuk memberi
nama Sang Juruselamat pun, manusia tidak ikut campur.
Porsi manusia dalam
karya keselamatan adalah seperti Maria, yaitu menerima anugrah (sekaligus
tanggung jawab) itu. Itu sebabnya, jika ada gereja yang mengatakan bahwa
keselamatan kita adalah suatu kerjasama antara Salib dan perbuatan manusia,
maka dapat dipastikan itu bukan ajaran dari Alkitab.
Lukas 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa
leluhur-Nya,
Kalimat dari
malaikat kepada Maria ini adalah suatu penggenapan dari janji Allah yang dapat
kita baca pada 2 Sam 7:12, 13 dan 16. Melalui hal ini Lukas menghadirkan
karya keselamatan yang bersifat sejarah, yaitu kelanjutan dari Perjanjian Lama.
Lukas 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Yesus Kristus
akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub, hal ini mengandung pengertian
menjadi Raja atas Israel, karena kaum keturunan Yakub pada dasarnya adalah
Israel.
Tapi tentu saja
sudut pandang Lukas tentang Israel bukanlah Israel secara lahiriah, melainkan
secara spiritual. Hampir tidak mungkin membayangkan Lukas memikirkan bahwa kaum
keturunan Yakub adalah Israel lahiriah karena Lukas sendiri pun bukan orang
Israel dan penerima Injil yang dilayani Lukas pun bukan dari kalangan orang
Yahudi.
Israel yang
dimaksud di sisni adalah Israel spiritual, yaitu Israel yang menerima janji Allah
dan percaya pada janji itu. Untuk lebih jelasnya mengenai Israel spiritual,
silahkan untuk baca penjelasan Rasul Paulus dalam surat kepada jemaat dii Roma
9:6-8.
Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu
mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
Pertanyaan Maria
kepada malaikat memang terdengar mirip dengan pertanyaan Zakharia. Namun harus
kita perhatikan, pertanyaan itu hanya mirip tetapi tidak sama persis dengan pertanyaan
Zakharia.
Mari kita lihat
pertanyaan Zakharia dalam Lukas 1:18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu:
"Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal
ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut
umurnya."
Zakharia dihukum
karena sebagai Imam seharusnya ia tahu bahwa di Perjanjian Lama sudah ada
contoh bagaimana Bapa bekerja dalam diri orang-orang yang mandul. Lihat saja
leluruh bangsa Israel seperti Sarai, Ribka dan Rahel, semua mereka pun adalah
wanita mandul. Zakharia sepertinya tidak begitu percaya bahwa apa yang terjadi
pada para leluhur ini, dapat pula terjadi pada dirinya.
Pertanyaan
Zakharia mengindikasikan bahwa dia meminta tanda atau kepastian, sehingga kita
lihat ada nuansa keraguan atau rasa kurang percaya dalam diri Zakharia. Ketidak
percayaan itulah yang menyebabkan ia dihukum menjadi bisu.
Maria tidak
dihukum karena kasus yang dialami Maria memang unik, tidak ada padanan dari
kisah ini di Perjanjian Lama.
Maria tidak
meminta tanda apa-apa kepada malaikat. Persoalan yang di bawa oleh Maria adalah
“aku belum bersuami.” Maksud Maria adalah bahwa sekalipun ia telah bertunangan,
namun sebenarnya dia belum boleh, atau belum pernah menikah secara seksual.
Pernikahan Maria dan Yusuf baru sampai pada tahap tradisi saja (bertunangan).
Istilah Yunani
dari pertanyaan Maria adalah : ἐπεὶ ἄνδρα οὐ γινώσκω (dibaca: epei andra ou ginosko). Yang dalam bahasa
Inggris dapat diterjemahkan menjadi since
a man not I know.
Ginosko dalam bahasa
Yunani mengandung arti: “aku mengetahui atau aku mengenal secara intim.” Dalam
Alkitab, mengenal secara intim itu sama artinya dengan melakukan hubungan seksual.
.
Dalam Kej 4:25,
Adam bersetubuh, istilah yg dipakai adalah
ATêv.ai- ta עוֹד֙ ~d"îa' עוַיֵּ֨דַ
Di Baca: Wayyeda Adam owd et-istow yang artinya “dan Adam mengenal istrinya lagi”
Bagaimana
mungkin Adam mau mengenal istinya lagi? Pasti bukan karena Adam belum mengenal
lalu mau mengenal lagi. Tetapi ini menjelaskan bahwa Adam bersetubuh lagi.
Karena secara
teknis, Maria belum pernah berhubungan seks (masih perawan), maka pertanyaan
Maria kepada Malaikat jelas bersifat meminta penjelasan secara teknis saja. Maria
butuh keterangan tentang apa yang harus dilakukannya agar hal itu terjadi.
Kembali
kita lihat perbandingan:
Herodes, seorang
laki-laki, dengan jabatan raja, di istana, namun tidak percaya.
Zakharia,
laki-laki biasa, salah satu Imam, di Bait Allah, kurang percaya.
Maria, wanita
miskin, bukan siapa-siapa, di rumah, namun percaya dengan sungguh.
Ada suatu pola
dalam gambaran ini bahwa orang yang kelihatan paling tidak dapat diandalkan,
justru menjadi pilihan Allah Bapa untuk berkarya. Tidak ada orang yang terlalu
tidak berarti untuk dipakai oleh Bapa dalam mewujudkan rencana-Nya.
Lukas 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun
atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak
yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Roh Kudus akan turun atasmu:
Apa maksud dari
perkataan malaikat kepada Maria bahwa “Roh Kudus akan turun atasmu?” Peristiwa hadirnya
benih Yesus Kristus dalam rahim Maria adalah pekerjaan Roh Kudus, bukan karena
benih laki-laki. Alkitab mengajar kita bahwa pekerjaan Roh Kudus yang terbesar
adalah memuliakan Yesus Kristus. Memuliakan dalam hal apa? Pada bagian ini, Roh
Kudus memuliakan Yesus justru dengan menjadikan Yesus sebagai bayi.
Berbeda dengan manusia
yang menganggap bahwa kemuliaan diri dicapai dengan menjadi setinggi-tingginya,
kemuliaan Yesus Kristus justru terlihat dari kerelaan-Nya hadir sebagai bayi
dalam rahim Maria.
Malaikat
kemudian juga berkata Kuasa Allah akan menaungi engkau, hal ini mengandung
pengertian bahwa kuasa Allah akan melindungi atau melingkupi atau menguasai Maria.
sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak
Allah.
Baik turunnya
Roh Kudus, maupun kuasa yang menaungi semua itu terjadi demi hadirnya Yesus ke
dalam dunia. Demi lahirnya anak yang
disebut kudus itu. Bukan demi Maria.
Yesus adalah
titik pusat dari pekerjaan Roh Kudus, bukan Maria. Maria tentu saja adalah
pribadi terhormat yang mendapat anugerah besar untuk menjadi Teotokos (Ibu Tuhan kita). Tapi kita
jangan kehilangan perspektif bahwa Maria juga sama seperti kita adalah
orang-orang yang hendak dipakai sebagai saluran berkat bagi orang lain, melalui kesediaan dan
ketaatannya. Kita justru salah jika menghina Maria.
Di awal Injil
Lukas, kita belajar untuk memuliakan sesama kita. Memuliakan manusia dilakukan
dengan cara menghormati mereka, mendahulukan kepentingan mereka dan melayani
mereka. Bukan dengan menjadikan mereka seolah-olah setara dengan Allah. Bukan
dengan cara kita berdoa kepadanya. Itu bukan ajaran Alkitab, itu adalah
kesesatan.
Maria
bukan siapa-siapa, sama seperti kita.
Lukas
menggambarkan bahwa Maria bahkan tidak mendoakan hal ini. Ia sedang ada
dirumah, sebagai gambaran bahwa dia adalah orang biasa saja. Maria adalah
perwakilan dari semua orang biasa yang tinggal di rumah seperti kita, bukan
Imam di bait Allah. Bukan pula seorang Nabi.
Tapi bahwa Maria
terpilih sebagai Teotokos, itu
mengajarkan bahwa karya keselamatan adalah anugerah Allah bagi manusia biasa yg
tidak layak dan bahkan tidak sedang meminta seorang Juruselamat. Ini
menunjukkan keluasan kasih Allah yang menjangkau orang-orang yang bahkan tidak
tau apa yang harus diminta, tidak tau apa yang dibutuhkan bagi keselamatannya.
Lukas 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang
mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam
bagi dia, yang disebut mandul itu.
Walaupun Maria
tidak meminta tanda dari Bapa, tetapi tanda itu tetap diberikan, yaitu melalui
berita tentang Elisabet yang juga mengalami suatu peristiwa luar biasa dalam
hidupnya. Maksud dari berita itu adalah, sebagaimana telah terjadi sesuatu
pekerjaan Bapa pada Elisabet. Demikian pula Maria boleh percaya bahwa Bapa akan
bekerja melalui diri Maria.
Tanpa kita sadari,
pengalaman hidup kita bersama Tuhan dapat menjadi kekuatan bagi sesama kita
yaitu sesama orang percaya. Pertemuan dengan Tuhan senantiasa melibatkan aspek
sesama. Seseorang tidak menerima suatu wahyu dari Bapa tanpa ada suatu dorongan
untuk membawa diri orang itu kepada orang lain. Kekristenan adalah suatu relasi
antara Allah dengan manusia. Antara manusia dengan manusia lainnya. Maria perlu
bertemu dengan Elisabet untuk saling menguatkan dan saling menghibur.
Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Merupakan gema
dari perkataan dalam Perjanjian Lama, Adakah
sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan
itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara
mempunyai seorang anak laki-laki." (Kejadian 18:14)
Keterbatasan
Elisabet adalah ia mandul. Keterbatasan Maria adalah ia belum memiliki suami. Tapi
baik Elisabet maupun Maria sama-sama mempunyai Bapa yang Mahakuasa. Jangan
biarkan keterbatasan kita menjadi halangan bagi perluasan Kerajaan Allah. Serahkan
kepada Bapa agar Ia bisa mengubah keterbatasan kita menjadi suatu sumber
berkat. Seperti anak yang memiliki 5 roti dan 2 ikan itu, walaupun apa yang ia
miliki sangat terbatas, tetapi menjadi berkat yang besar karena telah
diserahkan ke dalam tangan Bapa Yang Mahakuasa.
Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba
Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu
meninggalkan dia.
Maria
menunjukkan suatu kualitas iman yang sangat besar. Ia segera menerima tanggung
jawab dari Tuhan. Bapa berkata, kita mengikuti. Itulah sikap kita yang seharusnya.
Seringkali kita
ingin agar Tuhan menyertai kita. Itu salah. Terbalik. Kitalah yang harus menyertai
Tuhan di dalam berjalan menggenapi rencana-Nya.
Doa
berkat:
Kiranya Tuhan memberkati
kita untuk senantiasa memiliki kerendahan hati, senantiasa mau mendengar
perkataan Tuhan serta merenungkannya dan selalu siap sedia untuk taat kepada
panggilan Tuhan bagi kita. Amin.