Tuesday, February 19, 2019

Eksposisi singkat dari Lukas 1:39-45: Maria dan Elisabet



Oleh: Izar Tirta


Maria dan Elisabet

Lukas 1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.

Beberapa waktu kemudian berangkat:
Istilah Yunani yang dipakai adalah En tais hemerais tautais yang dalam bahasa Inggris sama artinya dengan In these days. Hal ini mengindikasikan bahwa keberangkatan Maria terjadi dalam hari-hari ini atau hanya dalam hitungan hari saja. Ada kesan kesegeraan di dalam ungkapan ini, menunjukkan bahwa Maria bertindak cepat tanpa ditunda-tunda dalam merespon Wahyu Ilahi.

Berangkatlah Maria:
Istilah Yunani yang dipakai adalah Anastasa de Mariam yang dalam bahasa Inggris sama artinya dengan Having risen up then Mary yang dapat diterjemahkan pula menjadi “Kemudian setelah Maria bangkit berdiri”

Dan langsung
Istilah Yunani yang dipakai adalah Meta spoudes yang dalam bahasa Inggris berarti with haste, yang dalam bahasa Indonesia dapat pula diterjemahkan menjadi “dengan sikap hati-hati, gigih dan cepat.”

Berjalan menuju pegunungan
Istilah Yunani yang dipakai adalah Eporeute eis ten oreinen yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “berjalan ke arah pegunungan itu” atau “proceeds toward the hill country.”

Menuju sebuah kota di Yehuda
Istilah Yunani yang dipakai adalah Eis polin Iouda yang dalam bahasa Inggris berarti “towards a city in Judea” Polin adalah kata yang berasal dari Polis. Dan Polis adalah asal kata yang cukup populer Metropolis.

Dari uraian pengertian di atas, Lukas 1:39 dalam terjemahan langsung, dapat berbunyi demikian:
Hanya dalam hitungan hari, Maria bangkit bersiap-siap lalu dengan hati-hati , gigih dan cepat Maria berjalan ke pegunungan ke sebuah kota di Yehuda.

Dari apa yang digambarkan dalam terjemahan di atas, kita melihat beberapa point yang mungkin dapat menjadi pelajaran bagi kita.

Kalimat tersebut mengindikasikan bahwa Maria berespon dengan cepat dan sungguh-sungguh terhadap Firman Tuhan yang disampaikan oleh malaikat kepadanya. Hal ini penting untuk kita ingat, karena ada kalanya kita yang mendengar Firman jangankan bergegas cepat dalam bertindak, bahkan untuk mengambil suatu tindakan pun kita enggan.

Maria bukan saja berespon dengan cepat, tetapi ia juga terlihat memiliki semangat yang positif dalam merespon Firman tersebut. Orang bisa saja berespon dengan cepat, tetapi respon yang dikeluarkan adalah negatif. Maria berespon dengan cepat melalui suatu sikap hati yang positif.

Maria tidak terkesan merasa kesal karena Elisabet diam-diam saja padahal telah mengalami peristiwa luar biasa sejak 6 bulan yang lalu. Maria terlihat tidak self centered, ia memikirkan hal yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Maria juga tidak tinggi hati karena merasa telah mengandung Mesias, Pahlawan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh bangsa. Maria misalnya tidak mengharuskan, atau mengharapkan agar Elisabet yang datang padanya.

Menurut Yosua 21:10-11, kota keturunan Imam Harun adalah Hebron yang terletak di pegunungan di daerah Yehuda. Sehingga dapat kita lihat keterkaitan antara Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama di sini. Rupanya Zakharia dan Elisabet adalah orang-orang yang setia berada di wilayah yang memang ditetapkan bagi mereka.

Jarak dari Nazareth ke Hebron (perkiraan rumah Zakharia) adalah sekitar 80 mil. Dalam sehari seseorang bisa menempuh 20 mil. Sehingga Maria diperkirakan menempuh perjalanan selama 4 – 5 hari. Hal ini mengajarkan tentang keberanian seseorang untuk mengambil tindakan dalam meresponi wahyu dari Bapa.

Lukas 1: (40) Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. (41) Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,

Pertemuan Elisabet dan Maria ini adalah gambaran persekutuan orang percaya. Orang percaya adalah orang yang sama-sama menerima wahyu dari Bapa. Sama-sama percaya pada wahyu itu dan akhirnya mereka sama-sama bersekutu untuk saling menyaksikan kebesaran Allah Tritunggal yang telah memanggil mereka.

Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa setelah seseorang menerima wahyu atau mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, lalu orang itu menyimpan untuk dirinya sendiri. Bertapa, semedi, mencari kesucian diri sendiri, semua itu sama sekali jauh dari gambaran Alkitab tentang persekutuan orang percaya. Orang yg menerima wahyu, akan bersekutu dengan sesama orang percaya, saling membicarakan Tuhan, saling meneguhkan satu sama lain.

Paulus, setelah bertemu Tuhan Yesus di jalan ke Damsyik, kemudian dipertemukan oleh Tuhan dengan orang2 percaya lainnya. Alkitab hanya sedikit memiliki gambaran tentang kerohanian yang bersifat kesendirian, dan memakan waktu lama. Kerohanian pribadi harus diwujudkan dalam suatu komunal. Bahkan Allah Tritunggal pun adalah kumpulan Pribadi suci yang saling komunal.

Melonjaklah anak di dalam rahimnya, menegaskan suatu sifat kemanusiaan yang dimiliki oleh janin sekalipun. Sehingga bagian ini menegaskan tentang betapa sakralnya janin manusia itu. Tindakan aborsi bukanlah tindakan yang baik. Tindakan aborsi adalah pembunuhan terhadap seorang manusia.

Elisabet penuh dengan Roh Kudus,
Roh Kudus memampukan Elisabet untuk dapat mengenali janin Yesus yang ada di dalam diri Maria.

Peranan Roh Kudus yang terbesar adalah memampukan manusia untuk melihat Kristus. Dalam peristiwa pertemuan Elisabet dan Maria ini, Tuhan Yesus bahkan masih dalam rupa janin. Tapi berkat Roh Kudus, Elisabet pun bisa mengenali Tuhan Yesus di dalam perut Maria. Bahkan janin Yohanes yang penuh Roh Kudus pun mampu mengenali janin Yesus Kristus.

Pekerjaan Roh Kudus yang membawa pengenalan manusia terhadap Kristus tidak dapat dibatasi oleh usia, juga tidak dapat dibatasi oleh ruang. Yang unik disini adalah bahwa Maria sendiri seperti tidak bisa melihat situasi dirinya.

Lukas 1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Ini adalah sebuah doa yang dipanjatkan oleh Elisabet untuk Maria. Ini adalah sebuah harapan agar orang lain mendapat berkat. Selain itu, ini juga merupakan luapan kegembiraan karena seseorang melihat Mesias. Luapan kegembiraan itu diungkapkan dengan istilah “Dengan suara nyaring

Gambaran ini kemudian dapat kita bandingkan (walau bukan untuk dikompetisikan) dengan gambaran Maria yang menerima berita dengan cara yang lebih tenang. Tidak ada persoalan apakah seseorang menerima dengan gegap gempita atau tenang. Yang terpenting adalah bahwa orang yang menyadari kehadiran Bapa itu kemudian memuliakan Allah Tritunggal.

Lukas 1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Ini merupakan suatu ungkapan yang menunjukkan kerendahan hati Elisabet. Dalam kepenuhannya akan Roh Kudus, Elisabet memiliki pengenalan akan sosok Kristus, walau tidak terlihat, masih dalam rupa janin. Ini semua bukan kekuatan Elisabet sendiri melainkan berkat pertolongan Roh Kudus. Maria sendiri bahkan belum sadar sepenuhnya bahwa ia adalah ibu Tuhan.

Lukas 1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Anak di dalam rahim melonjak kegirangan. Bahkan janinpun dapat mengenali Kristus, jika ada Roh Kudus. Tidak ada orang yang terlalu muda untuk mengenal Kristus. Kalimat ini sekaligus sebagai konfirmasi kepada Maria bahwa apa yang dikatakan Malaikat itu sungguh benar.

Lukas 1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Dengan perkataan ini Lukas sekaligus berbicara kepada para pembacanya agar juga menjadi percaya. Allah Bapa sudah berkata-kata, dan perkataan-Nya sudah terlaksana. Tidak ada alasan sebetulnya untuk tidak percaya.

Kadang orang mendengar saja sudah bisa percaya, walau belum ada bukti. Ada juga orang yang waktu mendengar dia ragu-ragu, tapi ketika ada bukti maka dia baru percaya. Tapi ada jenis ketiga, sudah dengar, sudah ada bukti, tetap saja tidak percaya. Sungguh celaka orang yang seperti itu.

Kita hidup di jaman yang sudah bisa mendengar suara Tuhan melalui Alkitab. Kita juga sudah ada bukti, yaitu menurut catatan Injil dan catatan Sejarah. Kita benar-benar celaka jika masih tidak percaya juga. Maria memiliki iman walau belum melihat, ia taat walau belum jelas benar apa yang sedang terjadi. Setelah bertemu Elisabet, ia tambah diyakinkan.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk senantiasa memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan sesama orang percaya sambil memiliki spirit yang saling mengasihi serta saling menguatkan di dalam iman.

Tuhan memberkati.