Oleh: Izar Tirta
Lukas
1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke
pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
Beberapa
waktu kemudian berangkat:
Istilah
Yunani yang dipakai adalah En tais
hemerais tautais yang dalam bahasa Inggris sama artinya dengan In these days. Hal ini mengindikasikan
bahwa keberangkatan Maria terjadi dalam hari-hari ini atau hanya dalam hitungan
hari saja. Ada kesan kesegeraan di dalam ungkapan ini, menunjukkan bahwa Maria
bertindak cepat tanpa ditunda-tunda dalam merespon Wahyu Ilahi.
Berangkatlah
Maria:
Istilah
Yunani yang dipakai adalah Anastasa de
Mariam yang dalam bahasa Inggris sama artinya dengan Having risen up then Mary yang dapat diterjemahkan pula menjadi “Kemudian
setelah Maria bangkit berdiri”
Dan
langsung
Istilah
Yunani yang dipakai adalah Meta spoudes
yang dalam bahasa Inggris berarti with
haste, yang dalam bahasa Indonesia dapat pula diterjemahkan menjadi “dengan
sikap hati-hati, gigih dan cepat.”
Berjalan
menuju pegunungan
Istilah
Yunani yang dipakai adalah Eporeute eis
ten oreinen yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
“berjalan ke arah pegunungan itu” atau “proceeds
toward the hill country.”
Menuju
sebuah kota di Yehuda
Istilah
Yunani yang dipakai adalah Eis polin
Iouda yang dalam bahasa Inggris berarti “towards a city in Judea” Polin adalah kata yang berasal dari Polis.
Dan Polis adalah asal kata yang cukup populer Metropolis.
Dari
uraian pengertian di atas, Lukas 1:39 dalam terjemahan langsung, dapat berbunyi
demikian:
Hanya dalam
hitungan hari, Maria bangkit bersiap-siap lalu dengan hati-hati , gigih dan
cepat Maria berjalan ke pegunungan ke sebuah kota di Yehuda.
Dari
apa yang digambarkan dalam terjemahan di atas, kita melihat beberapa point yang
mungkin dapat menjadi pelajaran bagi kita.
Kalimat
tersebut mengindikasikan bahwa Maria berespon dengan cepat dan sungguh-sungguh
terhadap Firman Tuhan yang disampaikan oleh malaikat kepadanya. Hal ini penting
untuk kita ingat, karena ada kalanya kita yang mendengar Firman jangankan
bergegas cepat dalam bertindak, bahkan untuk mengambil suatu tindakan pun kita
enggan.
Maria
bukan saja berespon dengan cepat, tetapi ia juga terlihat memiliki semangat
yang positif dalam merespon Firman tersebut. Orang bisa saja berespon dengan
cepat, tetapi respon yang dikeluarkan adalah negatif. Maria berespon dengan
cepat melalui suatu sikap hati yang positif.
Maria
tidak terkesan merasa kesal karena Elisabet diam-diam saja padahal telah
mengalami peristiwa luar biasa sejak 6 bulan yang lalu. Maria terlihat tidak self centered, ia memikirkan hal yang
lebih besar dari dirinya sendiri.
Maria
juga tidak tinggi hati karena merasa telah mengandung Mesias, Pahlawan yang
ditunggu-tunggu oleh seluruh bangsa. Maria misalnya tidak mengharuskan, atau
mengharapkan agar Elisabet yang datang padanya.
Menurut
Yosua 21:10-11, kota keturunan Imam Harun adalah Hebron yang terletak di pegunungan
di daerah Yehuda. Sehingga dapat kita lihat keterkaitan antara Perjanjian Baru
dan Perjanjian Lama di sini. Rupanya Zakharia dan Elisabet adalah orang-orang
yang setia berada di wilayah yang memang ditetapkan bagi mereka.
Jarak
dari Nazareth ke Hebron (perkiraan rumah Zakharia) adalah sekitar 80 mil. Dalam
sehari seseorang bisa menempuh 20 mil. Sehingga Maria diperkirakan menempuh
perjalanan selama 4 – 5 hari. Hal ini mengajarkan tentang keberanian seseorang
untuk mengambil tindakan dalam meresponi wahyu dari Bapa.
Lukas
1: (40) Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
(41) Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam
rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
Pertemuan
Elisabet dan Maria ini adalah gambaran persekutuan orang percaya. Orang percaya
adalah orang yang sama-sama menerima wahyu dari Bapa. Sama-sama percaya pada
wahyu itu dan akhirnya mereka sama-sama bersekutu untuk saling menyaksikan
kebesaran Allah Tritunggal yang telah memanggil mereka.
Alkitab
tidak pernah mengajarkan bahwa setelah seseorang menerima wahyu atau mengalami
perjumpaan pribadi dengan Tuhan, lalu orang itu menyimpan untuk dirinya
sendiri. Bertapa, semedi, mencari kesucian diri sendiri, semua itu sama sekali
jauh dari gambaran Alkitab tentang persekutuan orang percaya. Orang yg menerima
wahyu, akan bersekutu dengan sesama orang percaya, saling membicarakan Tuhan,
saling meneguhkan satu sama lain.
Paulus,
setelah bertemu Tuhan Yesus di jalan ke Damsyik, kemudian dipertemukan oleh
Tuhan dengan orang2 percaya lainnya. Alkitab hanya sedikit memiliki gambaran
tentang kerohanian yang bersifat kesendirian, dan memakan waktu lama. Kerohanian
pribadi harus diwujudkan dalam suatu komunal. Bahkan Allah Tritunggal pun
adalah kumpulan Pribadi suci yang saling komunal.
Melonjaklah
anak di dalam rahimnya, menegaskan suatu sifat kemanusiaan yang dimiliki
oleh janin sekalipun. Sehingga bagian ini menegaskan tentang betapa sakralnya
janin manusia itu. Tindakan aborsi bukanlah tindakan yang baik. Tindakan aborsi
adalah pembunuhan terhadap seorang manusia.
Elisabet
penuh dengan Roh Kudus,
Roh Kudus memampukan Elisabet untuk dapat mengenali
janin Yesus yang ada di dalam diri Maria.
Peranan
Roh Kudus yang terbesar adalah memampukan manusia untuk melihat Kristus. Dalam
peristiwa pertemuan Elisabet dan Maria ini, Tuhan Yesus bahkan masih dalam rupa
janin. Tapi berkat Roh Kudus, Elisabet pun bisa mengenali Tuhan Yesus di dalam
perut Maria. Bahkan janin Yohanes yang penuh Roh Kudus pun mampu mengenali
janin Yesus Kristus.
Pekerjaan
Roh Kudus yang membawa pengenalan manusia terhadap Kristus tidak dapat dibatasi
oleh usia, juga tidak dapat dibatasi oleh ruang. Yang unik disini adalah bahwa
Maria sendiri seperti tidak bisa melihat situasi dirinya.
Lukas
1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara
semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Ini
adalah sebuah doa yang dipanjatkan oleh Elisabet untuk Maria. Ini adalah sebuah
harapan agar orang lain mendapat berkat. Selain itu, ini juga merupakan luapan
kegembiraan karena seseorang melihat Mesias. Luapan kegembiraan itu diungkapkan
dengan istilah “Dengan
suara nyaring”
Gambaran
ini kemudian dapat kita bandingkan (walau bukan untuk dikompetisikan) dengan gambaran
Maria yang menerima berita dengan cara yang lebih tenang. Tidak ada persoalan
apakah seseorang menerima dengan gegap gempita atau tenang. Yang terpenting
adalah bahwa orang yang menyadari kehadiran Bapa itu kemudian memuliakan Allah
Tritunggal.
Lukas
1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Ini
merupakan suatu ungkapan yang menunjukkan kerendahan hati Elisabet. Dalam
kepenuhannya akan Roh Kudus, Elisabet memiliki pengenalan akan sosok Kristus,
walau tidak terlihat, masih dalam rupa janin. Ini semua bukan kekuatan Elisabet
sendiri melainkan berkat pertolongan Roh Kudus. Maria sendiri bahkan belum
sadar sepenuhnya bahwa ia adalah ibu Tuhan.
Lukas
1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam
rahimku melonjak kegirangan.
Anak
di dalam rahim melonjak kegirangan. Bahkan janinpun dapat mengenali
Kristus, jika ada Roh Kudus. Tidak ada orang yang terlalu muda untuk mengenal
Kristus. Kalimat ini sekaligus sebagai konfirmasi kepada Maria bahwa apa yang
dikatakan Malaikat itu sungguh benar.
Lukas
1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan
kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Dengan
perkataan ini Lukas sekaligus berbicara kepada para pembacanya agar juga
menjadi percaya.
Allah Bapa sudah berkata-kata, dan perkataan-Nya sudah terlaksana. Tidak ada alasan
sebetulnya untuk tidak percaya.
Kadang
orang mendengar saja sudah bisa percaya, walau belum ada bukti. Ada juga orang
yang waktu mendengar dia ragu-ragu, tapi ketika ada bukti maka dia baru
percaya. Tapi ada jenis ketiga, sudah dengar, sudah ada bukti, tetap saja tidak
percaya. Sungguh celaka orang yang seperti itu.
Kita
hidup di jaman yang sudah bisa mendengar suara Tuhan melalui Alkitab. Kita juga
sudah ada bukti, yaitu menurut catatan Injil dan catatan Sejarah. Kita
benar-benar celaka jika masih tidak percaya juga. Maria memiliki iman walau
belum melihat, ia taat walau belum jelas benar apa yang sedang terjadi. Setelah
bertemu Elisabet, ia tambah diyakinkan.
Kiranya
Tuhan menolong kita untuk senantiasa memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan
sesama orang percaya sambil memiliki spirit yang saling mengasihi serta saling
menguatkan di dalam iman.
Tuhan
memberkati.