Apa arti penting kisah Zakharia dan Elisabet dalam Lukas 1?
Apa hubungan antara Herodes dan Zakharia?
Secara umum kita mengenal Zakharia sebagai seorang imam, suami dari Elisabet dan orang tua dari Yohanes Pembaptis. Tetapi dari perenungan yang didasarkan pada Lukas 1:5, kita akan belajar beberapa hal berharga dari tokoh Zakharia yang cukup jarang dibicarakan dalam gereja-gereja masa kini.
Antara Herodes dan Zakharia
Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. (Lukas 1:5)
Seorang raja bernama Herodes
Kisah kelahiran Yohanes Pembaptis diawali dengan suatu sosok yang dari kacamata dunia merupakan sosok yang besar, dia adalah Herodes, raja Yudea. Meskipun demikian, Alkitab menyebut sosok ini bukan karena penulis Alkitab tertarik untuk menggali sisi kehidupan sang raja, melainkan justru untuk membandingkan antara kebesaran duniawi ala Herodes dengan ke-tidakberarti-an seorang Zakharia.
Sudah menjadi ciri khas Lukas untuk membuat catatan-catatan tentang peristiwa yang berkenaan dengan Yesus Kristus sambil memberikan koridor-koridor sejarah di dalamnya. Hal ini memberikan suatu pesan kepada kita bahwa apa yang dituturkan oleh Lukas adalah sungguh-sungguh peristiwa yang terjadi di dalam sejarah dan bukan merupakan kisah isapan jempol belaka.
Pada masa ini, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa peristiwa yang berkenaan dengan Yesus Kristus adalah suatu kisah karangan atau mitos belaka. Tetapi di sini Lukas sudah melakukan yang terbaik di dalam porsi yang diberikan Roh Kudus kepadanya, yaitu melalui kesaksian bahwa kisah Yesus bukan mitos melainkan kisah sejarah dan ditandai oleh orang-orang yang punya nama besar di dalam sejarah.
Seorang imam bernama Zakharia
Berbeda dengan Herodes yang merupakan sosok politik yang punya suatu wilayah untuk dikuasai, Zakharia adalah profil dari orang kecil, orang yang biasa-biasa saja. Ia hanya seorang imam dari rombongan Abia. Dan rombongan Abia pun bukan satu-satunya rombongan imam yang dibentuk untuk tugas melayani di Bait Allah. Dalam 1 Tawarikh 24:7-18 disebutkan bahwa ada 24 rombongan imam dan rombongan Abia adalah satu di antara 24 rombongan tersebut.
Betapa kontrasnya sosok Herodes sebagai raja Yudea dengan sosok Zakharia sebagai satu orang anggota imam dari rombongan Abia. Kalau saja Lukas tidak menulis tentang Zakharia, sejarah manusia sama sekali akan lupa bahwa imam yang satu ini pernah ada di dunia.
Dari kacamata dunia, kita selalu bermimpi untuk menjadi orang besar, orang berkuasa, punya harta, disegani, dicatat dalam sejarah dan lain sebagainya. Tetapi Alkitab justru ditulis untuk mengajar kita bahwa cara Tuhan memandang kehidupan berbeda dengan cara manusia memandang. Arti penting kita sebagai manusia tidak diukur dari apakah kita memegang suatu jabatan yang tinggi, ataukah kita memiliki jumlah kekayaan yang besar, tetapi dari bagaimana perbuatan Allah akan dinyatakan melalui diri kita.
Allah Tritunggal, melalui Lukas, mengajarkan kepada kita bahwa orang yang kecil seperti Zakharia pun tidak luput dari pandangan Allah. Dan perlu kita garis bawahi, bahwa kisah ini akan dilanjutkan justru bukan untuk bertutur tentang Herodes si raja itu, melainkan tentang Zakharia sang imam beserta istrinya Elisabet, dan juga tentang keturunan mereka yang akan memegang suatu peranan besar di dalam Kerajaan Allah, yaitu Yohanes Pembaptis.
Dari awal kisah keselamatan saja, Lukas sudah memulainya dengan gambaran kontras dari profil kerajaan dunia dan profil kerajaan Allah yang kelak akan mencapai puncaknya di dalam diri seseorang yang bahkan lebih besar lagi dari Yohanes Pembaptis, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.
Seorang istri bernama Elisabet, yang berasal dari keturunan Harun
Mengapa Lukas harus repot-repot menulis tentang Elisabet yang berasal dari keturunan Harun? Apakah ada bedanya jika Elisabet dari keturunan Harun atau dari keturunan yang lain? Apakah ini hanya sekedar informasi supaya kita semakin mengenal sosok Elisabet saja? Ataukah ada hal lain yang mau coba disampaikan oleh Lukas?
Alkitab tidak pernah menuliskan sesuatu secara sambil lalu tanpa punya maksud apa-apa. Jika Lukas secara khusus menyebut “Elisabet juga dari keturunan Harun” maka pasti ada maksud Tuhan dengan hal tersebut. Tetapi apa?
Sebagai seorang imam, Zakharia sebetulnya memiliki kebebasan untuk memilih istri dari suku manapun. Kitab Imamat hanya memberi pesan agar istri seorang imam tidak boleh perempuan sundal atau perempuan yang dicerai suaminya (Imamat 21:7). Sementara Nabi Yehezkiel hanya menulis bahwa istri imam haruslah seorang perawan dari keturunan kaum Israel, atau boleh juga seorang janda asalkan dia adalah janda dari seorang imam lain yang telah meninggal. (Yeh 44:21-22). Tetapi tidak ada ketentuan bahwa istri imam harus berasal dari keturunan tertentu.
Namun di dalam kebebasannya itupun, Zakharia memilih istri yang sama-sama berasal dari keturunan imam. Hal ini mengindikasikan betapa berhati-hatinya Zakharia dalam memilih istri. Ia tidak ingin pekerjaannya sebagai imam diganggu atau dinodai atau disalahmengerti oleh wanita yang menjadi pendampingnya.
Pada zaman sekarang ini, tidak sedikit pemuda pemudi Kristen yang kurang memperhatikan arti penting dalam memilih pasangan yang memiliki sudut pandang iman yang sesuai, padahal Alkitab sendiri memberi peringatan akan hal tersebut. Kalau kita tidak bisa setia pada apa yang sudah digariskan oleh Firman Tuhan, bagaimana kita berharap Tuhan akan berkenan dengan jalan kehidupan kita selanjutnya?
Zakharia, di sisi lain, menunjukkan kesetiaan pada panggilan di dalam hidupnya, sehingga dalam memilih pasangan pun Zakharia memilih pasangan yang dapat sama-sama mengerti arti dan tanggungjawabnya sebagai Imam yang memuliakan Tuhan. Mungkin inilah profil dari seseorang yang setia di dalam perkara-perkara yang kelihatan kecil atau sepele, dan kemudian mendapat kesempatan dari Tuhan untuk menerima perkara yang jauh lebih besar.
Antara Herodes, Zakharia dan Elisabet
Di mata dunia, apalah artinya Zakharia dan Elisabet dibandingkan nama besar Herodes, sang raja Yehuda itu? Orang bisa mencari catatan tentang Herodes di dalam buku-buku sejarah, tetapi tidak ada sejarahwan yang mau menggubris pasangan tua renta yang tidak penting seperti Zakharia dan Elisabet.
Tetapi satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa Allah, Sang Pencipta langit dan bumi, justru berkenan untuk masuk ke dalam kehidupan Zakharia dan Elisabet. Sementara di sisi lain, Allah sama sekali tidak berniat untuk berurusan dengan seorang raja seperti Herodes.
Kalau kita boleh memilih, mana yang lebih kita inginkan, menjadi seorang yang besar dan berhasil menurut ukuran dunia tetapi Tuhan tidak pernah ikut campur dalam kehidupan kita? Atau menjadi orang yang biasa-biasa saja, orang yang tidak penting di mata dunia, tetapi Allah berkenan untuk berbicara dengan kita?
Apa yang paling kita kejar di dalam hidup ini? Kebesaran menurut ukuran dunia? Atau kehadiran Allah di dalam hidup kita, tanpa memperhitungkan status sosial, status ekonomi ataupun keberuntungan ala dunia yang fana ini? Biarlah kita menjawab dengan jujur pertanyaan-pertanyaan seperti ini di hadapan Allah.
Nama Zakharia dan Elisabet memang tidak setenar Yusuf dan Maria. Dan Yohanes Pembaptis pun jelas bukan Sang Mesias. Tetapi jangan lupa, Tuhan tidak bercerita tentang Natal tanpa lebih dulu bertutur tentang kasih Allah kepada Yohanes, Zakharia dan Elisabet. Kita tahu bahwa Natal adalah sebuah kisah cinta dari Allah kepada manusia, tetapi apa gunanya sebuah kisah cinta Ilahi, apabila tidak ada siapa-siapa yang secara spesifik dicintai, bukan?