Aku berdoa
supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan
kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam
hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. (Efesus 3:16
dan 17)
Istilah
berakar dan berdasar cukup sering kita ucapkan di dalam kosa kata sehari-hari
di antara pergaulan orang-orang Kristen. Hal ini terjadi, karena kedua kata
tersebut memang merupakan istilah yang dipakai oleh Alkitab, sehingga sebagai
orang Kristen kitapun menjadi cukup familiar dengan kedua istilah tersebut.
Buku Hearing God Everyday. Klik disini.
Namun
apakah arti dari berakar dan berdasar tersebut?
Berakar
dan berdasar adalah istilah yang erat kaitannya dengan diri kita, baik sebagai
seorang pribadi yang percaya pada Tuhan Yesus, maupun sebagai bagian dari
gereja yang merupakan kumpulan orang-orang yang percaya pada Tuhan Yesus. Oleh
karena itu, membahas tentang kedua istilah ini membuat kita tidak hanya
membahas tentang diri kita, melainkan harus pula membahas tentang gereja.
Pengertian dari
Berakar
Istilah
“berakar” memiliki kaitan yang erat dengan tanaman, karena tanamanlah yang kita
tahu memiliki akar untuk menopang hidupnya. Oleh karena itu, istilah berakar
mengacu pada sesuatu makhluk yang hidup atau sesuatu yang memiliki kehidupan.
Tuhan
Yesus sendiri dalam pengajaran-Nya pernah pula memakai analogi tanaman untuk
menjelaskan bagaimana bentuk hubungan kita dengan Dia. Dalam Yohanes 15:5 Tuhan Yesus pernah
berkata: “Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa.”
Dalam
kalimat tersebut Tuhan Yesus mengibaratkan diri-Nya sebagai pohon anggur utama
dan kita orang percaya adalah ranting-ranting yang hidupnya bergantung pada
pohon anggur tersebut. Ini adalah suatu analogi yang menggambarkan tentang betapa
eratnya dan dekatnya bahkan betapa vitalnya hubungan kita dengan Yesus Kristus.
Tanpa Kristus kita tidak akan dapat hidup. Bagaimana mungkin sebuah cabang
dapat hidup apabila ia dipotong dari pohon utamanya? Apabila ada manusia yang
hidupnya dapat terlepas dari Yesus, maka dapat dikatakan bahwa manusia itu
memang bukan bagian dari Yesus.
Sebagai
seorang pribadi, penting sekali bagi kita untuk tetap memiliki relasi yang
hidup dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Yesus adalah Tuhan, Yesus adalah Allah,
namun Dia bukanlah Tuhan atau Allah yang jauh di sana yang terpisah dari kita,
melainkan Dia adalah Allah yang memiliki relasi pribadi dengan kita sebagai
orang percaya. Hidup kita bukanlah milik kita sendiri, hidup kita bukan sesuatu
yang bisa dipisahkan dari Yesus karena Dia adalah sumber kehidupan kita.
Dalam
kaitan hidup berhubungan dengan Allah, maka kehidupan kita bukanlah melulu
berisi kegiatan-kegiatan dan ritual-ritual keagamaan, dan bukan pula berisi
ibadah-ibadah saja. Kehidupan kita seharusnya diisi oleh sesuatu yang bersifat
hubungan pribadi dengan Allah kita, yaitu Yesus Kristus.
Jika
kita memandang hubungan kita dengan Tuhan hanya sebatas kegiatan dan ritual
keagamaan saja, maka dengan mudah hal tersebut dapat dipisahkan dari kegiatan
dan ritual kehidupan kita sehari-hari lainnya, seperti bekerja di kantor,
mencangkul di sawah, sekolah, berkumpul bersama teman, tamasya dan lain
sebagainya. Kita hanya merasa terhubung dengan Tuhan pada saat kita berada di
rumah ibadah atau pada hari-hari ibadah saja. Di luar itu, maka seolah-olah ada
kehidupan yang menjadi milik kita, domain kita, di bawah kendali kita, yang
dapat kita isi sesuai dengan kesenangan kita.
Tetapi
jika kita memandang hubungan kita dengan Tuhan sebagai sesuatu hubungan pribadi
yang hidup, maka hal itu melampaui kegiatan keagamaan, melampaui ritual dan
melampaui hari-hari ibadah. Hubungan yang hidup mengindikasikan keseluruhan
hidup kita yang terhubung dengan Dia. Itu sebabnya, tidak mengherankan jika
Rasul Paulus menulis bahwa ibadah yang
sejati adalah mempersembahkan seluruh tubuh sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. (Roma 12:1). Kata kuncinya
adalah seluruh tubuh sebagai persembahan. Atau dengan kata lain, seluruh area
kehidupan kita dipersembahkan kepada Tuhan. Tidak ada area kita, domain kita,
kekuasaan kita, yang ada adalah area Tuhan, domain Tuhan dan kekuasaan Tuhan.
Dalam
kaitannya dengan gereja, maka istilah berakar ini merupakan suatu pedoman
tentang bagaimana sebuah gereja harus melihat dirinya sendiri. Gereja harus
memiliki visi kehidupan bagi dirinya sendiri, artinya, gereja harus benar-benar
melihat apakah dirinya sendiri sudah memiliki suatu kehidupan yang berakar di
dalam Yesus Kristus atau tidak. Gereja bukanlah pertama-tama mengenai
bangunannya atau gedungnya, gereja terutama berbicara tentang orang-orangnya.
Gereja bukan pertama-tama berbicara tentang ritualnya atau kegiatannya tetapi
gereja terutama berbicara tentang hubungan pribadi gereja itu dengan Yesus
Kristus.
Bagian
tentang gereja ini akan dapat lebih mudah dipahami setelah kita membahas
pengertian dari istilah “berdasar.”
Pengertian dari
Berdasar
Istilah
“berdasar” memiliki kaitan dengan bangunan atau gedung. Gedung tidak mungkin
muncul begitu saja. Gedung adalah sesuatu yang harus dibangun. Dalam
pembangunan gedung, ada sebuah upaya, ada rencana, ada organisasi, ada
peraturan dan lain sebagainya yang memungkinkan rencana pembangunan gedung
tersebut dapat tercapai. Dan sebuah gedung baru dapat berdiri, apabila gedung
tersebut mempunyai dasar yang kokoh.
Oleh
karena itu, hidup kita sebagai pribadi dikatakan harus memiliki dasar, artinya
hidup kita pun harus diorganisasikan dengan baik, diupayakan dengan baik dan
dibangun dengan baik. Kita dapat membayangkan bagaimana seseorang membangun
gedung. Pertama mereka menggali tanah, membangun pondasi, membangun kerangka
dan seterusnya. Tetapi bagaimana membangun sebuah hidup?
Membangun
sebuah hidup dapat dimulai dari membangun kegiatan-kegiatan yang baik,
kebiasaan-kebiasaan yang baik, memiliki rencana-rencana yang baik, tujuan yang
baik, cara berpikir yang baik serta cara-cara mengambil tindakan yang baik.
Hidup kita berisi serangkaian kebiasaan, sejak pagi hari kita membuka mata,
kita melakukan berbagai macam aktivitas yang apabila terus menerus kita
lakukan, maka akhirnya terbentuklah sebuah kebiasaan. Dan sebagai orang yang
telah jatuh ke dalam dosa, kita acap kali memiliki kebiasaan-kebiasaan yang
berdosa.
Oleh
karena itu, memiliki hidup yang berdasar di dalam kasih Yesus, dapat kita
pahami sebagai memiliki kehidupan yang diisi dengan kebiasaan-kebiasaan yang
memiliki kaitan dengan kasih Kristus Yesus.
Sebagai
contoh: sebagai orang yang berdosa, kita memiliki kebiasaan berpikir bahwa
pencarian tertinggi dari kehidupan adalah kekayaan atau uang. Namun setelah
kita mengenal Yesus Kristus, kita kini punya kebiasaan berpikir yang berbeda,
yaitu bahwa pencarian tertinggi dari kehidupan adalah mengenal Pribadi Kristus.
Perubahan
dari kebiasaan berpikir yang satu menjadi kebiasaan berpikir yang lain bukanlah
sesuatu yang dapat terjadi begitu saja. Harus ada upaya, kesadaran, kemauan, serta
langkah-langkah konkret untuk menjadikan kebiasaan berpikir yang baru itu dapat
menjadi milik kita. Proses pembentukan kebiasan-kebiasaan baru inilah yang
dapat dikategorikan sebagai sebuah pembangunan dasar atau pondasi yang baru.
Berdasarkan
Efesus 3:16 dan 17 di atas, kita belajar bahwa untuk membangun sebuah kehidupan
di dalam cara yang Tuhan kehendaki memerlukan sebuah usaha dan upaya. Kita
butuh untuk mengubah kebiasaan kita, kita perlu menggali Alkitab Firman Tuhan
untuk mencari kebenaran, kita butuh mengorganisir kehidupan kita agar iman kita
dapat terjaga dan terus bertumbuh. Kita butuh aktivitas, kegiatan, rencana,
arah serta tujuan yang jelas dan sesuai dengan Firman. Itulah cara kita
membangun hidup kita.
Kesimpulan:
Jadi
di dalam istilah berakar kita berbicara tentang kehidupan, sedangkan di dalam
istilah berdasar kita berbicara tentang aktivitas yang kita bangun untuk
mengisi kehidupan itu sendiri.
Berakar
dan berdasar dapat pula kita sandingkan antara organisma dan organisasi.
Organisma adalah mahkluk yang hidup, tetapi organisasi adalah sekumpulan
makhluk hidup yang bekerja bersama dengan diatur oleh aturan tertentu, untuk
mencapai sesuatu arah tertentu melalui kegiatan-kegiatan tertentu. Kehidupan
perlu di jaga oleh aturan. Namun sebuah aturan pun harus menjadi aturan yang menghidupkan.
Organisma harus diorganisasikan, tetapi organisasi pun harus menjadi organisasi
yang dapat menghidupi organisma tersebut.
Dalam
kehidupan kita sebagai pribadi, hidup baru kita sebagai orang percaya merupakan
pemberian Cuma-Cuma dari Tuhan. Tetapi apakah kita kemudian akan giat membaca
Alkitab atau apakah kita akan giat berdoa kepada Tuhan, itu merupakan pilihan
dan tanggungjawab kita. Ketika kita memutuskan untuk membangun kehidupan kita
dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, maka hidup yang
kita miliki itu akan makin bertumbuh dan berbuah.
Sebuah
gereja, dapat saja memiliki sangat banyak kegiatan atau aktivitas yang rohani,
namun belum tentu gereja tersebut berakar di dalam Yesus. Sebuah gereja yang
meninggalkan Firman Tuhan dan pengajaran yang bertanggung jawab atas Firman
Tuhan tersebut pada dasarnya bukan gereja yang berakar di dalam Yesus.
Atau
sebaliknya, dapat saja seseorang membaca dan mempelajari Firman Tuhan serta
setia mendengar pengajaran Firman Tuhan yang benar dan bertanggungjawab, namun
apabila ia tidak melakukan kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang
sesuai dengan kehendak Tuhan, maka sekalipun ia dikatakan berakar di dalam
Yesus, namun hidupnya kurang dibangun di atas dasar kepercayaannya itu.
Singkatnya,
organisma ada terlebih dahulu dan berasal dari Tuhan, setelah itu barulah
muncul organisasi yang membantu organisma tersebut bukan saja hidup, melainkan
juga bertumbuh.
Oleh
karena itu, berakar dan berdasar ini merupakan satu kesatuan, kita harus
memperhatikan kedua-duanya. Pengetahuan kita tentang Yesus Kristus harus
diwujudnyatakan dalam aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Demikian pula
sebaliknya, aktivitas kehidupan kita sehari-hari harus di dasarkan pada
pengetahuan yang benar tentang Yesus Kristus. Inilah pengertian yang mendasar
dari istilah “berakar dan berdasar di dalam Kristus”
Semoga
melalui tulisan ini, kita menjadi sadar bahwa menjadi orang Kristen itu bukan
sekedar menjalani kehidupan agamawi atau menjalani ritual-ritual agama saja,
menjadi orang Kristen itu pertama-tama sekali adalah mengenai kehidupan kita
yang terikat dan bersumber pada Satu Pribadi yaitu Yesus Kristus.
Agama
lain memiliki ritualnya sendiri-sendiri, namun sudah pasti mereka tidak terikat
dan bersumber pada Yesus Kristus, mereka bahkan tidak percaya bahwa Dia adalah
Allah. Inilah yang membedakan antara agama lain dengan kekristenan. Bukan beda
dalam ritual, tetapi beda di dalam sumbernya. Seseorang dapat saja mengaku
Kristen, tetapi ketika mereka meninggalkan Firman Tuhan (sumber utama untuk
mengenal Pribadi Yesus Kristus), maka orang itu belum mengerti kekristenan yang
sesungguhnya. Ia hanya sekedar menjalani ritual agama Kristen saja, namun bukan
disebut sebagai bagian dari kekristenan. Kekristenan berakar dan berdasar di
dalam Kristus.
Catatan:
Sebetulnya
Efesus 3:17 menyebut kalimat “berakar dan berdasar di dalam kasih” namun kita
tahu bahwa Kristus itu sendiri adalah kasih. Itu sebabnya dalam tulisan ini
antara Kristus dan kasih tidak dipisahkan dalam penjelasannya.
Keywords:
Berakar
di dalam Kristus
Berdasar
di dalam Kristus
Berakar
dan berdasar di dalam kasih
Berakar
dan berdasar di dalam Kristus
Penjelasan
Efesus 3:17
Tafsiran
Efesus 3:17
Penjelasan
singkat Yohanes 15:5
Penjelasan
singkat Roma 12:1
Pengertian
berakar dan berdasar dalam Kristus konteks pribadi
Pengertian
berakar dan berdasar dalam Kristus konteks gereja
Organisme
dan organisasi
Mengapa
kita perlu berakar dan berdasar di dalam Kristus?
Artikel Kristen
lainnya:
Siapakah yang
dapat diselamatkan?
Seorang
pemuda kaya datang pada Yesus untuk menemukan jalan ke surga, bagaimana
akhirnya kisahnya? Baca
disini
Apakah yang
dimaksud dengan Semua orang telah berbuat dosa?
Roma
3:23 adalah ayat yang begitu terkenal dan sering kita kutip dalam pembicaraan
sehari-hari di antara orang Kristen. Tetapi apakah arti sebenarnya dari ayat
ini? Baca
disini.
Benarkah Yesus
tidak bangkit dari kematian?
Kubur
Yesus telah ditemukan dan didalamnya berisi tulang belulang, seolah mengatakan
bahwa Yesus sebenarnya tidak bangkit. Tapi benarkah demikian? Bacaselengkapnya disini.
Apakah Tuhan
mencobai manusia?
Sering
kita bertanya-tanya mengapa cobaan datang ke dalam hidup kita? Apakah Tuhan sedang
mencobai kita? Atau jika bukan Tuhan lalu siapa? Temukan jawabannya di
sini.