Tuesday, July 30, 2024

Ham mendapat kutukan namun keluarganya kaya dan berkuasa

 

Hak mendapat kutukan namun keluarganya kaya dan berkuasa

Banyak orang di dunia, apapun agamanya, sangat memimpikan punya hidup yang berkelimpahan dengan harta dan memiliki kekuasaan yang besar atas orang lain. Hal itu sejalan dengan hasrat hati atau kecenderungan sifat manusia yang ingin menjadi seperti Allah, sebagaimana dilukiskan dalam kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa di Taman Eden.

Mengapa kelimpahan harta merupakan suatu keadaan yang sedemikian menarik hati manusia? Sebab kelimpahan harta dapat memberikan semacam kebebasan bagi orang yang memilikinya, untuk melakukan banyak hal di dunia ini. Uang bisa dipakai untuk membeli barang apapun yang kita butuhkan, bahkan yang kita inginkan. Apakah perbedaan antara kebutuhan dan keinginan?

Kebutuhan manusia bisa ada batasnya, namun keinginan akan sesuatu dapat sulit ditentukan batasannya. Bergantung dengan pribadi masing-masing. Ada orang yang tidak punya banyak keinginan dan mudah dipuaskan oleh hal-hal sederhana. Tetapi ada pula orang yang kenginannya sedemikian banyak hingga tidak pernah benar-benar bisa dipuaskan.

Sebagai contoh dalam hal makanan. Secara normal, seseorang tidak membutuhkan makanan dalam jumlah yang sangat banyak atau dengan harga yang sangat mahal. Orang bisa hidup baik dengan makan secara normal sebanyak 3 kali sehari, atau bahkan kurang dari itu. Tubuh kita memang butuh makanan, tetapi dalam jumlah terbatas yang tidak terlalu banyak. Dan sebetulnya, tubuh kita pun tidak membutuhkan makanan dengah harga yang sangat mahal. Cukup dengan makanan sehat yang harganya relatif murah pun, tubuh kita bisa bertahan hidup dengan baik. 

Tetapi ketika bicara tentang keinginan, maka akan sangat berbeda kisahnya antara orang yang satu dan yang lain. Ada orang yang makan lebih dari 3 kali dalam sehari dan ada pula jenis makanan yang harganya sangat mahal sehingga hanya bisa dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki banyak uang saja.

Memiliki banyak uang membuat kita punya banyak pilihan dalam hidup. Ada semacam perasaan berkuasa di dalam hati kita, sebab uang memberi kuasa untuk memiliki dan menikmati apa saja yang kita inginkan. Bahkan dalam konteks atau skala yang lebih besar, uang bisa dipakai untuk membeli rasa suka dari orang lain, membeli pengaruh, membeli kesempatan, membeli keamanan dan masih banyak lagi. Sebagai perbandingan, orang yang tidak punya uang kadang kesulitan bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokoknya sekalipun.

Apakah orang yang dikutuk oleh Tuhan pasti akan jatuh miskin dan tidak sukses hidupnya?

Ada anggapan populer yang bahkan berlaku hingga saat ini bahwa jika seseorang kaya raya dan sukses hidupnya, maka itu artinya ia diberkati oleh Tuhan. Dan karena ia diberkati, maka itu berarti bahwa Tuhan berkenan pada kehidupan orang itu.

Sebaliknya, jika seseorang hidupnya miskin, maka itu berarti ia tidak atau kurang diberkati oleh Tuhan. Dan karena Tuhan tidak memberkati, maka itu artinya Tuhan tidak berkenan pada kehidupan orang tersebut.

Anggapan seperti ini keliru, jika dikaji berdasarkan sudut pandang Alkitab.

Tuhan dapat memberkati kita dengan memberikan kekayaan dan kedudukan yang tinggi, apabila Tuhan memang punya rencana melalui kekayaan dan kedudukan kita tersebut. Yusuf di beri kedudukan yang tinggi karena melalui posisi seperti itu, Tuhan ingin memakai Yusuf untuk menyelamatkan bangsa Israel dari kelaparan.

Tetapi Tuhan juga dapat memberkati kita dengan cara membawa kita ke dalam situasi padang gurun kehidupan, yaitu hidup sederhana, ditopang oleh kepemilikan yang secukupnya saja, dikelilingi oleh situasi yang sulit, disalahmengerti, tidak punya status yang tinggi di masyarakat, tertimpa sakit penyakit dan kemalangan, dianiaya bahkan mati terbunuh, apabila Tuhan memang punya rencana yang mulia dibalik segala peristiwa atau keadaan yang tidak menguntungkan tersebut.

Yusuf, suami Maria, tidak ayal lagi adalah orang yang sangat diberkati dan hidupnya diperkenan oleh Allah, akan tetapi selama hidupnya Alkitab tetap menggambarkan keluarga Tuhan Yesus sebagai keluarga yang sederhana, bukan pengusaha sukses dan Yusuf bahkan tidak memiliki usia yang panjang selama hidup di dunia. Yohanes Pembaptis pun seperti itu, hidup dalam kesederhanaan, mati secara mengerikan, namun hidupnya sangat diperkenan dan ia menjadi berkat bagi banyak orang. Ia dijadikan suara yang memanggil manusia untuk bertobat demi menyambut kedatangan Sang Mesias.

Melalui Yusuf dan Yohanes Pembaptis setidaknya kita dapat belajar bahwa kemiskinan, hidup dalam ketersembunyian, serta jauh dari hingar bingar keberuntungan sebagaimana yang dikejar-kejar oleh banyak orang di dunia, bukan merupakan pertanda ketidaksukaan Allah pada diri seseorang, juga bukan sebagai penanda dari kehidupan yang tidak diberkati Tuhan.

Sebaliknya, dari Alkitab kita akan melihat bahwa orang yang masuk dalam kategori sebagai orang yang terkutuk oleh karena dosa, ternyata tidak tentu akan mengalami kemalangan dan nasib yang buruk di dalam hidupnya, melainkan dapat saja memperoleh kehidupan yang sukses secara materi, berhasil di dalam memegang tampuk kekuasaan, memiliki kekuatan besar yang mampu menaklukkan orang lain, serta dikaruniai berbagai keindahan dan keberuntungan di dalam hidup

Itulah sebabnya kita harus sungguh-sungguh berusaha memahami Alkitab agar tidak salah dalam menilai kehidupan ini, agar kita tahu mana yang sungguh merupakan berkat, maka yang bukan, mana yang benar-benar bernilai dalam kehidupan dan mana yang merupakan kemuliaan semu belaka.

Ham, menjadi orang terkutuk namun keluarganya sukses secara materi dan berkuasa

Ham pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap Nuh, sebagaimana yang dikisahkan dalam Alkitab demikian: Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya. (Kejadian 9:20-23)

Ada dua hal yang dilakukan oleh Ham menurut catatan Alkitab, yaitu pertama, melihat aurat ayahnya, dan kedua, menceritakan apa yang ia lihat kepada saudaranya di luar.

Ada penafsir yang beranggapan bahwa "melihat aurat ayahnya," merupakan tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja. Tetapi ada pula penafsir yang menganggap bahwa hal itupun merupakan perbuatan yang tidak baik, karena untuk sampai pada posisi bisa melihat, berarti Ham telah masuk sampai ke tempat pribadi Nuh.

Tetapi tindakan yang paling tidak terpuji dari Ham terutama adalah bahwa setelah melihat ada kekurangan atau masalah pada diri ayahnya tersebut, Ham tidak segera memperbaiki situasi, melainkan justru menceritakan hal itu kepada saudara-saudaranya.

Apa yang dilakukan oleh Ham, sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kedua saudaranya. Memdengar laporan dari Ham, maka Sem dan Yafet segera berusaha menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya.  Akibat perbuatan Ham tersebut, Nuh menjadi marah dan mengeluarkan kutukan. Alkitab mencatat perkataan Nuh demikian: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya." (Kejadian 9:25)

Dalam tulisan ini, kita tidak akan membahas secara lebih terperinci mengenai apa sebetulnya yang menjadi kesalahan Ham dan mengapa yang dikutuk justru adalah Kanaan, dan bukan Ham itu sendiri. Tetapi setidaknya dari catatan Alkitab tadi, kita tahu satu hal, yaitu bahwa Ham bukan termasuk orang yang diperkenan oleh Tuhan. Dan kita akan melihat suatu gambaran yang berbeda dengan asumsi populer bahwa: orang yang tidak diperkenan Tuhan akan mengalami kemalangan, sedangkan orang yang hidupnya penuh kesuksesan pastilah merupakan tanda bahwa Tuhan berkenan kepada orang itu. Sebab sekalipun Ham adalah orang yang hidupnya tidak berkenan, Alkitab mencatat bahwa keturunan Ham  dilimpahi dengan kemuliaan, kesuksesan dan kekayaan. Sehingga dalam hal ini, sosok Ham digambarkan sebagai orang yang memiliki kemiripan dengan sosok Kain. 

Kehebatan dan kesuksesan dari keturunan Ham

Tentang keturunan Ham, Alkitab mencatat demikian: Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan. (Kejadian 10:6)

Dalam ukuran dunia Kush, Misraim dan Kanaan digambarkan sebagai tokoh-tokoh yang bergelimangan harta dan kekuasaan. Hal itu terlihat dari adanya nama-nama besar yang muncul sebagai keturunan mereka.

Kush digambarkan sebagai bapa dari seorang yang sangat berkuasa di bumi ini. Alkitab mencatat: 8 Kush memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi; 9 ia seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang: "Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN." 10 Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear. 11 Dari negeri itu ia pergi ke Asyur, lalu mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah 12 dan Resen di antara Niniwe dan Kalah; itulah kota besar itu. (Kejadian 10:8-12)

Nimrod, disebut sebagai seorang yang mula-mula berkuasa, sebelum ada orang lain yang berkuasa sebagai raja di bumi, Nimrod sudah jadi raja. Ia mampu menaklukkan orang lain, mengatur orang lain, menentukan nasib orang lain, mempengaruhi hidup matinya orang lain. Mengapa bisa demikian?

Sebab menurut Alkitab, Nimrod adalah seorang pemburu yang perkasa (ayat 8 & 9). Nimrod dapat kita bayangkan sebagai sosok yang ditakuti banyak orang karena ia kuat, tangguh, punya kekuatan untuk memburu atau membunuh mangsanya, entah mangsanya itu hewan ataupun manusia. Tidak heran ia bisa sangat berkuasa sebagai raja. Fisiknya kuat, strategi bertarung dan mempertahankan dirinya pun dapat dipastikan sangat baik.

Karena punya kekuatan dan strategi yang baik dalam menaklukkan banyak manusia, tidak heran jika Nimrod kemudian punya banyak kekayaan sehingga mampu mendirikan banyak kota-kota besar (ayat 10), bukan satu kota, tetapi banyak, bukan kota kecil, tetapi kota besar.

Dalam ukuran dunia, Nimrod adalah sosok yang menjadi impian banyak orang. Nimrod adalah contoh dari seseorang yang hidupnya dikaruniai dengan kekuasaan, kekuatan dan kekayaan yang besar. Suatu jenis kemuliaan yang paling dikejar-kejar oleh hampir semua orang di dunia ini. Dalam ukuran dunia, Nimrod adalah orang yang berhasil dalam segala hal yang dikejar banyak orang yaitu harta, tahta dan wanita.

Salah satu kerajaan yang didirikan Nimrod adalah Babel, sebuah kota yang kemudian menjadi kerajaan yang besar, dengan teknologi yang maju. Menurut catatan sejarah dan archeology, kerajaan Babylonia sudah memiliki sistem hukum, yaitu hukum Hamurabi yang terkenal itu. Dari sisi linguistik, bahasa yang dipakai dalam kerajaan Babel menjadi semacam internasional yang dipakai oleh banyak kerajaan lain di wilayah sekitar Babilonia. Dari sisi teknologi konstruksi, kerajaan Babel memiliki peninggalan yang pernah menjadi keajaiban dunia, yaitu taman gantung. Dari sisi fisika, matematika dan astronomi, Babel memiliki ahli-ahli hitung yang metodenya bahkan masih dipakai hingga sekarang ini. Singkatnya, kerajaan Babel sangat maju di dalam berbagai bidang.

Bahkan dari sisi militer, Alkitab mencatat bagaimana Babel mampu menaklukkan Asyur dan bahkan menaklukkan Israel juga. Sedemikian hebatnya Babel menurut ukuran dunia, sehingga di dalam Kitab Wahyu, Babel dijadikan sebagai simbol dari kemuliaan dunia, yaitu kota yang besar dan kota yang kuat.

Selain Babel, Nimrod juga menguasai daerah Asyur (sekarang Siria) yang kerajaannya juga terkenal dan sering disebut sebagai kerajaan yang mampu menaklukkan Israel. Di Asyur, Nimrod mendirikan kerajaan yang besar, yaitu Niniwe. Alkitab mencatat Niniwe sebagai sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. (Yunus 3:3) Lalu ada pula Kanaan, yang dilukiskan sebagai negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu (Keluaran 3:8).

Jadi sekali lagi, Ham digambarkan sebagai seorang pribadi yang keturunannya adalah orang-orang kuat yang sukses dalam menaklukkan dunia dan mengumpulkan banyak kekayaan, bahkan mereka dapat tinggal di daerah-daerah subur yang "berlimpah susu dan madunya." Seakan-akan seluruh keberuntungan dan kemuliaan dalam hidup senantiasa menyertai Ham dan keturunannya. Padahal Ham sendiri adalah orang yang melakukan perbuatan tercela dan keturunannya dikutuk oleh Nuh.

Apa yang kita baca tentang Ham mengingatkan kita pada suatu gambaran tentang sosok yang lain yang sangat mirip jalan hidupnya, yaitu Kain.

Dari kisah Ham dan Kain kita belajar suatu prinsip yaitu bahwa: Kesuksesan duniawi yang dicapai seseorang, bukanlah merupakan tanda bahwa Allah berkenan pada orang itu. Dan sebaliknya, penderitaan, kemalangan dan kemiskinan yang kita alami di dunia ini, bukanlah suatu tanda bahwa Tuhan tidak mengasihi kita. Orang yang dikasihi Tuhan dapat diizinkan memiliki kemuliaan dunia, apabila menurut Tuhan hal itu memang diperlukan. Tetapi di dalam bijaksana Tuhan, bukan tidak mungkin apabila orang yang dikasihi-Nya itu harus masuk ke dalam penderitaan dan kesulitan.

Pergumulan dalam memahami hubungan antara berkat dan perkenanan

Menghubungkan antara berkat materi dan kenyamanan hidup dengan perkenan Tuhan, merupakan pergumulan yang tidak mudah untuk dicerna, bahkan oleh para pemazmur.

Dalam Mazmur 73 misalnya, pemazmur justru bergumul karena melihat ada orang yang melawan Tuhan, tetapi justru sukses secara materi dan secara keberuntungan dalam hidup di dunia ini. Sementara orang-orang yang setia pada Tuhan, justru mengalami penderitaan.

Kisah Esau dan Yakub juga memperlihatkan pola yang serupa, dimana Esau tidak memperoleh berkat kesulungan seperti Yakub, tetapi Esau justru jauh lebih sukses secara duniawi, keturunannya pun banyak yang menjadi raja, bahkan sebelum ada raja di Israel, sudah ada raja di dalam keturunan Esau.

Pada suatu saat, keturunan Esau, orang Edom menjadi raja, namanya adalah Herodes. Dan ia berjumpa dengan keturunan Yakub yang adalah Raja yang sejati, namanya Yesus Kristus. Tetapi ironisnya, di dalam kehidupan dunia, Tuhan Yesus jauh dari penampilan seorang Raja, apabila diukur menurut kriteria dunia.

Melalui fakta-fakta Alkitab seperti ini kita memang tidak boleh membuat kesimpulan secara terburu-buru ketika melihat keadaan lahiriah seseorang, sebab kita tidak pernah tahu apa yang terjadi antara orang tersebut dan Tuhan. Sedangkan ketika kebaikan atau keburukan tersebut menimpa diri kita sendiri, maka kita pun tidak perlu buru-buru menilai bagaimana sikap Tuhan kepada kita. Lebih baik kita memfokuskan diri pada relasi dengan Tuhan. Apabila relasi kita dengan Tuhan baik, maka segala peristiwa yang terjadi dalam hidup akan jauh lebih mudah diterima atau dicerna. Ketika keadaan baik, kita bersyukur sambil waspada. Ketika keadaan buruk, kita tetap setia dan bergantung pada Tuhan. Dengan demikian kita lebih tidak mudah terkecoh oleh perasaan ditinggalkan oleh Tuhan.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.