Wednesday, April 15, 2020

Eksposisi singkat Kejadian 4:5: Mengapa Kain menjadi marah dan ingin membunuh Habel?

Oleh : Izar Tirta
 
 

Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram (Kej 4:5)
 
Sebelum ada Habel, Kain mungkin tidak mengetahui bahwa ibadah yang ia lakukan bukanlah ibadah yang sejati. Dan bukan hanya tidak mengetahui, Kain pun agaknya tidak berminat untuk memikirkan hal itu. Bagi Kain, persembahan yang ala-kadarnya ini dipandang sudah lebih dari cukup untuk diberikan kepada Tuhan. Lagipula, Kain juga tidak terlalu peduli dengan keberadaan Tuhan. Kain tidak mengenal siapa Dia.
 
Tetapi ketika Habel muncul, ceritanya menjadi lain sama sekali. Dengan adanya Habel kini ada perbandingan antara apa artinya hidup berkenan di hadapan Tuhan dengan hidup yang hanya diwarnai oleh spiritualitas semu belaka. Gara-gara Habel, kemunafikan Kain selama ini jadi terbongkar.
 
Fakta bahwa Tuhan lebih berkenan kepada Habel daripada Kain, membuat Kain menjadi sangat marah. Namun, faktor apakah yang telah membuat ia marah? Pertanyaan logis ini bukan semata-mata muncul di dalam benak kita saja, sebab Tuhan pun menanyakan hal itu pada Kain.
 
Saya melihat ada beberapa kemungkinan penyebab bagi kemarahan Kain:

Kemungkinan pertama

Ia merasa malu karena kedegilan hatinya seolah-olah ditelanjangi oleh Habel, walaupun Habel sendiri tidak dengan sengaja melakukan hal itu. Seseorang bisa saja mengetahui bahwa dirinya berbuat salah, tetapi sejauh tidak ada orang lain yang mengetahui hal itu, ia mungkin masih bisa merasa nyaman.
 
Tetapi jika kemudian ada orang yang membongkar kesalahan itu, maka sangat mungkin orang yang bersalah tadi akan merasa terganggu. Dalam kasus Kain, keadaan tersebut bukan saja mengganggu, melainkan membuat dirinya menjadi sangat marah.
 
Di dalam kehidupan-Nya, Tuhan Yesus juga tidak pernah melakukan apa yang jahat. Ia mengasihi orang-orang yang datang kepada-Nya. Ia menyembuhkan mereka, mengajarkan kebenaran dan membawa mereka kepada pengenalan akan Bapa di sorga. Jika kita pikirkan, kejahatan apakah yang telah diperbuat oleh Tuhan Yesus selama hidup di dunia? Tidak ada bukan?
 
Tetapi mengapa orang Farisi dan ahli Taurat begitu membenci Tuhan Yesus??
 
Orang Farisi dan ahli Taurat merasa benci karena melalui Yesus Kristus yang menghidupi Taurat dengan penuh kasih, orang Israel jadi tahu bahwa selama ini pemuka jemaat itu tidak pernah menunjukkan kasih kepada mereka. Orang Farisi asyik memperkaya diri sendiri, tanpa perduli pada masalah sosial yang ada di antara umat Israel. Mereka bahkan tega memeras umat yang datang beribadah ke Bait Suci melalui berbagai aturan agama yang memaksa jemaat harus membayarkan sejumlah uang kepada mereka.
 
Ahli Taurat membenci Tuhan Yesus, karena akibat pengajaran-Nya, jemaat jadi mengetahui bahwa selama ini apa yang disampaikan kepada mereka ternyata keliru. Yesus Kristus memberi pemahaman yang lebih baik tentang apa yang diajarkan oleh Kitab Taurat dan tulisan para Nabi, jauh melebihi apa yang pernah diajarkan oleh para pemuka agama Israel ketika itu.
 
Ketika kekurangan kita ditelanjangi di depan orang lain, secara naluri kita akan membangun suatu defense mechanism di dalam diri untuk mengurangi perasaan malu dan tidak enak itu. Sebagai kompensasi dari rasa tidak nyaman itu, seseorang bisa berdebat, mencoba membenarkan diri sendiri, berusaha mencari kesalahan orang lain, atau jika sudah tidak mampu menahan diri lagi, bisa pula perasaan tertekan itu mengarah pada keinginan untuk melakukan pembunuhan.
 
Setidaknya kita tahu bahwa para pemuka agama Yahudi akhirnya memilih untuk membunuh Tuhan Yesus karena gagal menerima kenyataan bahwa Dia lebih baik daripada mereka. Dan tidak kurang dari itu, Habel pun harus mengalami perlakukan yang serupa dari kakaknya.
 
Kemungkinan kedua

Kain menganggap kegagalan mendapat pengakuan dari Allah sebagai semacam kekurangan. Bukan karena Kain mencintai Allah, tetapi karena Kain ingin memiliki Allah sebagai semacam objek pelengkap bagi segala sesuatu yang sudah ia miliki sebelumnya.
 
Tidak sedikit orang di dunia ini yang menjadikan Allah sebagai semacam pelengkap (accessoris) dalam kehidupan mereka. Setelah memiliki harta ini dan itu, setelah mencapai prestasi ini dan itu di dalam kehidupan, rasanya masih kurang lengkap jika belum memiliki semacam simbol kehidupan rohani, yaitu suatu sosok Allah yang disembah. Bukankah menjadi hal yang sedap dipandang jika orang melihat kita sebagai orang yang kaya, banyak prestasi, terkenal, aktif dalam kegiatan sosial dan kelihatan sangat rohani pula?
 
Pada zaman Tuhan Yesus hidup di Israel, ada seorang pemuda kaya yang telah memiliki segalanya. Tetapi pemuda itu datang kepada Tuhan Yesus karena berharap dapat memperoleh pengakuan bahwa hidupnya baik-baik saja, dan bahwa Allah berkenan kepadanya, yang terbukti melalui segala kekayaan yang ia miliki serta segala kesalehan yang telah ia jalani sejak masih muda.
 
Tetapi jawaban Tuhan Yesus yang mengatakan bahwa pemuda itu bukan orang baik, sungguh membuat dirinya terkejut dan mungkin merasa tersinggung atau marah kepada Tuhan Yesus. Apalagi ketika Tuhan meminta pemuda itu menjual semua hartanya untuk diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan, ia menjadi sangat kecewa. Tuntutan Tuhan sangat menggangu kenyamanan pemuda yang hidupnya sudah sangat well-established tersebut. Dari kejadian ini, kita bisa melihat bahwa pemuda tadi pada dasarnya hanya ingin menjadikan Allah sekedar sebagai pelengkap saja bagi kehidupannya.
 
Baik Kain maupun pemuda kaya itu, sama-sama membutuhkan semacam approval atau pengakuan dari Tuhan bahwa mereka baik-baik saja. Fakta bahwa Tuhan menganggap mereka sebagai orang yang bermasalah, benar-benar dapat membuat orang-orang itu kecewa dan marah. Kemarahan mereka itu sekaligus membongkar isi hati mereka bahwa sebetulnya mereka tidak menginginkan Pribadi Tuhan. Sebab apabila di dalam hati mereka sungguh-sungguh menginginkan Tuhan, maka bukankah reaksi yang lebih normal seharusnya adalah bertobat? Dan bukan malah menjadi marah?
 
Kain adalah tipe orang yang kemudian menjadi marah akibat ditolak oleh Tuhan, apalagi penolakan tersebut diketahui pula oleh orang lain, sungguh tidak mengenakkan serta amat memalukan bagi dia.
 
Kemungkinan ketiga
 
Kesempitan hati, merasa tidak sanggup menerima bahwa orang lain bisa lebih baik dari dirinya. Ada orang yang merasa cukup ketika ia memperoleh penghasilan Rp 5.000.000/bulan. Tetapi setelah ia mengetahui bahwa orang lain ternyata memperoleh penghasilan Rp 6.000.000/bulan, maka tiba-tiba hatinya jadi bergejolak. Rasa tidak puas mulai muncul dan ada rasa marah yang timbul di hati orang tersebut. Ada rasa tidak mampu menerima kenyataan tersebut. Persoalan yang dihadapi kini bukan lagi tentang cukup atau tidak cukup. Persoalannya mulai berkembang menjadi, mengapa orang lain bisa lebih besar, sedangkan aku lebih kecil?
 
Kain marah, karena Habel membuat dirinya terlihat memiliki nilai yang lebih kecil dari yang ia duga. Kesempitan hati semacam ini, sangat erat kaitannya dengan iri hati, yaitu kesulitan melihat orang lain memperoleh lebih banyak daripada dirinya sendiri.
 
Berbagai alternatif yang saya sebutkan di atas, sangat mungkin menjadi latar belakang kemarahan Kain. Kita tidak tahu persis faktor mana yang paling dominan sebagai pemicu kemarahannya, tetapi apapun yang menjadi alasan utama bagi Kain untuk marah, dalam tulisan berikutnya kita akan melihat bahwa Tuhan sesungguhnya sudah memberi peringatan kepada Kain.


Beberapa pokok pikiran di dalam tulisan ini:
Eskposisi singkat Kejadian 4:5.
Penjelasan tentang apakah alasan Kain merasa marah kepada Habel.
Penjelasan tentang apakah penyebab tindakan Kain membunuh Habel.
Sikap hati Kain sejak semula memang tidak mengenal Allah.
Sikap hati Kain sejak semula memang tidak peduli pada keberadaan Allah.
Seseorang dapat melakukan ritual ibadah, tanpa ada kepercayaan pada Allah.
Ibadah Kain adalah ibadah palsu
Ibadah yang hanya berupa ritual belaka belum merupakan tanda orang percaya
Karena Kain tidak percaya kepada Tuhan maka ia memberi persembahan yang tidak baik.
Allah dapat menolak persembahan yang kita berikan apabila sikap hati kita tidak benar.
Orang dapat marah kepada kebaikan orang lain.
Sebab jika ada orang yang kebaikannya nyata, maka kejahatan orang sekitarnya juga menjadi nyata.
Penjelasan singkat tentang mengapa kebaikan Tuhan Yesus dibalas dengan kejahatan.
Penjelasan singkat tentang mengapa kasih Tuhan dibalas dengan kebencian.
Penjelasan singkat tentang mengapa Orang Farisi membenci Tuhan Yesus.
Penjelasan singkat tentang alasan mengapa Ahli Taurat membenci Tuhan Yesus.
Iri hati dapat membawa seseorang hingga kepada pembunuhan.