Jika pada masa itu belum banyak manusia, lalu siapa yang akan membunuh Kain?
Mengapa Tuhan sendiri seolah-olah melindungi Kain?
Tanda apa yang diberikan Tuhan pada Kain sehingga ia tidak dibunuh?
Engkau menghalau
aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang
pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku,
tentulah akan membunuh aku. (Kej 4:14)
Kain mengulang
perkataan Tuhan padanya, sambil menambahkan ungkapan rasa takut akan dibunuh
oleh orang lain. Apabila kita baca kisah ini dari Kejadian 1 hingga Kejadian 4,
maka terkesan bahwa pada saat itu belum ada orang selain Kain, Adam dan Hawa.
Jika demikian, lalu siapakah yang akan membunuh Kain? Saya melihat ada
beberapa kemungkinan untuk hal tersebut.
Kemungkinan yang
pertama adalah Adam atau Hawa sendiri yang akan membalas kematian Habel, anak
mereka itu.
Kemungkinan
kedua adalah bahwa kisah ini memang tidak ditulis dalam kerangka waktu yang
dapat dengan mudah kita ukur. Penulis Kitab Kejadian tidak merincikan dalam
kurun waktu berapa tahun kejadian pembunuhan ini terjadi sejak Adam dan Hawa
memiliki anak pertama mereka? Mungkin saja sementara kisah ini bergulir dan
menjadi fokus utama sang penulis, Adam dan Hawa sudah memiliki anak-anak lain
yang tidak dikisahkan secara khusus. Sehingga saudara-saudara Kain yang lain
itulah yang akan membalas kematian Habel.
Kemungkinan
ketiga adalah bahwa Kain melihat potensi di masa depan, yaitu ketika keturunan
Adam sudah menjadi semakin banyak. Dalam perasaan berdosa yang coba ditutup
erat-erat, agaknya Kain tidak bisa menghindar dari perasaan takut terhadap
hukuman yang akan menimpa dia, sekalipun hal itu belum terjadi.
Kita tidak tahu
persis, kemungkinan mana yang menjadi penyebab utama dari rasa ketakutannya,
tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa hukuman Tuhan ini akhirnya telah
berhasil membuat Kain merasa takut. Ada sesuatu di dalam hati Kain yang jahat
sekalipun, yang masih menyadarkan dia bahwa hukuman Tuhan itu akan sangat berat
dan menakutkan.
Firman TUHAN
kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan
kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain,
supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia. (Kej
4:15)
Bagaimana kita
harus mencerna kata-kata Tuhan ini? Ada seorang pembunuh, yang merasa takut
dibunuh, lalu ia minta kepada Tuhan agar jangan sampai ada yang membunuh dia,
dan Tuhan segera menjawab: “Oke!” Bukankah jauh lebih mudah dipahami jika Tuhan
menjawab: “O tidak bisa begitu dong
Kain. Engkau membunuh, maka jangan heran jika engkau akan terbunuh juga.”
Tidak mudah
memahami bagian-bagian seperti ini di dalam Alkitab. Tetapi saya pikir jawaban
Tuhan ini setidaknya mengajarkan pada kita bahwa bagaimana pun rusaknya dunia,
Tuhan tetap memegang kendali. Dunia tidak dikontrol oleh orang-orang jahat yang
dapat bertindak sesukanya saja, termasuk dalam hal membalaskan dendam atas
kejahatan orang lain. Bahwa pembunuhan adalah dosa, itu sudah pasti. Tetapi
bahwa kemudian siapa saja dapat bebas membalas dendam atas kematian seseorang,
itu sepenuhnya ada di dalam kendali Tuhan. “Pembalasan adalah hak-Ku, Akulah
yang akan menuntut pembalasan” kata Tuhan sebagaimana tercatat dalam Ibrani
10:30.
John Calvin melihat hal ini sebagai cara Tuhan memelihara masyarakat manusia yang telah Ia
ciptakan. Sejahat-jahatnya manusia, Tuhan masih memberi kesempatan kepada
mereka untuk hidup. Apabila Tuhan mengizinkan setiap kejahatan dan pembunuhan
dibalas dengan kejahatan dan pembunuhan, maka jangankan manusia sempat memenuhi
bumi ini. Dalam waktu yang singkat, umat manusia pasti akan punah karena
keganasan mereka sendiri.
Calvin
mengatakan: God would take care to prevent any one from easily breaking in
upon him to destroy him; not because God would institute a privilege in favor
of the murderer, or would hearken to his prayers but because he would consult
for posterity, in order to the preservation of human life.
Tanda apakah yang ditaruh Tuhan pada Kain agar ia tidak dibunuh?
Kita tidak pernah
tahu tanda apa yang ditaruh Tuhan pada Kain, dan agaknya penulis kitab Kejadian
pun tidak merasa hal itu penting untuk diketahui oleh pembacanya. Istilah
“tanda” yang dipakai dalam kalimat tersebut, sama dengan istilah yang dipakai
untuk matahari sebagai tanda dari siang, bulan sebagai tanda dari malam.
Istilah tersebut juga muncul pada saat Musa memperlihatkan berbagai mukjizat
kepada Firaun sebagai suatu tanda penyertaan Allah. Singkatnya, apapun tanda
yang diberikan kepada Kain, tanda itu dapat dengan mudah dikenali oleh orang
yang melihatnya.
Cukuplah bagi
kita para pembaca mengetahui bahwa melalui tanda itu Tuhan tetap memberi dia perlindungan
selama ia masih hidup di dunia ini. Penyakit mungkin akan membunuh Kain, atau
proses penuaan secara alami, tetapi tidak dengan pembunuhan. Itulah janji
Tuhan.
Sebelum menutup
bagian ini, mungkin ada baiknya jika saya kembali mengutip pandangan John
Calvin mengenai hal tersebut untuk semakin memperkaya sudut pandang kita.
Calvin mengatakan: nothing was granted to Cain for the sake of
favoring him; but for the sake of opposing, in future, cruelty and unjust
violence. And therefore, a mark was set upon Cain, which should strike terror
into all; because they might see, as in a mirror the tremendous judgment of God
against bloody men.
UNTUK DIRENUNGKAN
Bukan Tuhan yang mengacaukan dunia ini. Manusilah
yang telah mengacaukan dunia dengan dosa-dosa. Namun akibat dosa pun Tuhan pun
ikut terpapar di dalam kesulitan. Oleh karena itu, jika Tuhan menjatuhkan
hukuman atas dosa kepada manusia janganlah kita melihatnya sebagai tindakan
yang kejam. Allah yang penuh kasih serta adil, haruslah berkuasa pula untuk
menghukum ketidakadilan dan ketiadaan kasih, agar kasih dan keadilan yang
semula itu dapat kembali ditegakkan. Amin. (Oleh: Izar Tirta)
BACA Juga:
Mengapa Tuhan terima persembahan Habel tapi menolak persembahan Kain? Klik disini.
Apakah resep hidup berkelimpahan dan berhasil? Klik disini.