Wednesday, August 4, 2021

Apakah resep hidup berkelimpahan dan berhasil?

Eksposisi dari Surat 2 Petrus 1:8
Apakah yang harus kita miliki secara berlimpah-limpah dalam hidup ini?
Keberhasilan seperti apa yang harus kita capai dalam hidup ini?


Hidup berkelimpahan dan berhasil

Pendahuluan


Tulisan ini merupakan sebuah perenungan tentang pengenalan akan Yesus Kristus yang didasarkan pada eksposisi terhadap Surat 2 Petrus 1:8, dimana dalam tulisan ini kita akan membahas resep dari Petrus untuk memiliki hidup yang berkelimpahan dan berhasil. Setelah di dalam ayat-ayat sebelumnya kita merenungkan tentang pertumbuhan rohani, mulai dari iman (klikdisini) sampai dengan kasih kepada semua orang (klik disini), maka di dalam ayat ini Petrus menjelaskan manfaat atau keuntungan apa yang akan didapatkan setelah seorang Kristen berusaha sungguh-sungguh untuk bertumbuh di dalam kehidupan spiritualitasnya.

Alkitab tidak tabu atau anti di dalam membicarakan tentang konsep upah ataupun konsep keuntungan yang kita terima. Sebaliknya Tuhan Yesus sendiri memakai konsep ekonomi seperti itu di dalam menyampaikan ajaran-Nya. Hanya saja, pengertian kita tentang ekonomi dan upah mungkin berbeda dengan apa yang Tuhan kita maksudkan. Dimana pada umumnya kita sangat berpusat pada materi (yaitu terutama uang), sedangkan Tuhan Yesus ketika berbicara tentang upah dan keuntungan, maka yang dibicarakan-Nya adalah hal-hal yang bersifat rohaniah. [Baca juga: Apakah yang menjadi panggilan hidup seorang Kristen? Klik disini]

 

Ayat Firman Tuhan

Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. (2 Petrus 1:8)

 

Hal apakah yang harus ada dengan berlimpah-limpah dalam hidup kita?

Alkitab tidak melulu berbicara tentang keadaan yang menurut ukuran manusia sebagai sesuatu yang menyedihkan seperti kemiskinan, penderitaan dan kekurangan misalnya, tetapi Alkitab juga berbicara tentang sesuatu keadaan yang menggairahkan seperti kepemilikan yang berlimpah-limpah misalnya.

Akan tetapi sayangnya pembaca Alkitab seringkali lebih tertarik untuk berbicara tentang kelimpahan di dalam hal materi, sementara Alkitab sendiri justru lebih tertarik untuk membicarakan tentang kelimpahan di dalam hal yang spiritual.

Ketika Petrus berharap agar jemaatnya memiliki kelimpahan di dalam hidup, kelimpahan seperti apakah yang dimaksud oleh Petrus? Yang dimaksud oleh Petrus adalah kelimpahan di dalam segala hal yang ia bicarakan sebelumnya, mulai dari iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara hingga kasih kepada semua orang. [Baca juga: Apa yang dimaksud dengan iman? Klik disini]

Berlimpah-limpah mengacu pada suatu jumlah yang sungguh-sungguh banyak. Jadi menurut Alkitab kita tidak diharapkan untuk memiliki iman yang sedikit tetapi berlimpah-limpah, kita tidak memiliki sedikit kebajikan, sedikit pengetahuan, sedikit penguasaan diri dan seterusnya dan seterusnya, tetapi Tuhan ingin agar kita memiliki semua itu di dalam jumlah yang sangat banyak, sangat cukup bahkan hingga meluap keluar dari dalam diri kita. Inilah yang dimaksud dengan berlimpah-limpah.

Di bagian Alkitab yang lain, kita tahu bahwa Tuhan Yesus juga pernah berbicara tentang kelimpahan hidup. Tuhan Yesus berkata: Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yohanes 10:10)

Tuhan Yesus tidak menutup-nutupi bahwa maksud kedatangan-Nya adalah agar kita boleh memiliki hidup, dan bukan hidup yang seadanya, melainkan bahwa hidup yang berkelimpahan. Namun sayangnya, ayat seperti ini seringkali ditafsirkan oleh orang Kristen sebagai ayat yang mendukung ajaran teologi kemakmuran. Mereka menyangka bahwa Tuhan Yesus datang untuk membuat mereka menjadi kaya raya, selalu sehat, selalu gembira dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian adanya. [Baca juga: Apakah kekayaan merupakan tanda dari seseorang yang diberkati Tuhan? Klik disini]

Kalau kaya raya secara materi adalah sasaran yang ingin dicapai bagi orang Kristen, maka sangat tidak pantas jika Tuhan Yesus berjanji untuk memberikannya, sebab Tuhan sendiri selama di dunia justru tidak menjalani kehidupan yang kaya raya secara materi. Sebaliknya, Tuhan Yesus justru hidup sederhana dan bahkan cenderung miskin. Murid-murid-Nya pun tidak tampil sebagai orang-orang kaya yang terpandang, melainkan sama-sama hidup sederhana seperti Guru mereka.

Orang yang hidupnya berkelimpahan menurut konteks Yohanes 10:10 adalah orang yang berkelimpahan di dalam kasih, sedemikian rupa sehingga rela memberikan nyawanya sendiri bagi keselamatan sahabat-sahabatnya. Inilah konsep dari hidup yang berkelimpahan itu, dan konsep seperti itu pulalah yang diajarkan oleh Petrus di dalam Surat yang sedang kita bahas ini.

 

Bagaimana seseorang bisa hidup berkelimpahan di dalam iman dan kasih?

Apakah hidup berkelimpahan di dalam iman, kebajikan dan kasih itu terjadi karena pekerjaan Tuhan? Ataukah semua itu terjadi karena usaha dari manusia? Jawabannya adalah karena dua-duanya. Dari sisi Tuhan, Dia telah memberikan anugerah-Nya. Tetapi dari sisi kita, ada tanggungjawab untuk sungguh-sungguh berusaha memiliki hidup yang berkelimpahan itu.

Prinsip seperti ini tidak bertentangan dengan prinsip anugerah keselamatan. Kita diselamatkan karena anugerah Tuhan, namun TANDA bahwa kita telah diselamatkan adalah, bahwa kita tertarik untuk sungguh-sungguh berusaha hidup sesuai kehendak Tuhan. Demikian pula pertumbuhan rohani juga adalah anugerah Tuhan. Tetapi pertumbuhan rohani tidak menghilangkan prinsip tanggung jawab manusia juga. [Baca juga: Diselamatkan oleh anugerah. Klikdisini]

Setiap kita pasti setuju apabila dikatakan bahwa membangun gedung gereja juga merupakan suatu anugerah dari Tuhan, bukan? Tetapi bukan berarti Tuhan Yesus dari turun dari sorga untuk menganduk semen, pasang bata dan memasang atap. Manusialah yang mengerjakan gedung tersebut sampai selesai.

Alkitab juga adalah anugerah Allah. Tetapi bukan Yesus Kristus yang menulis Alkitab, melainkan manusia. Pertumbuhan rohani adalah anugerah Allah. Tetapi bukan tanpa peran Paulus yang menanam dan Apolos yang menyiram. Inilah ajaran anugerah yang Alkitabiah. Ajaran anugerah yang tidak mendorong manusia untuk bertanggungjawab adalah ajaran anugerah yang tidak lengkap dan tidak benar.

 

Alkitab berjanji akan menjadikan kita giat dan berhasil

Siapakah yang tidak ingin dibuat menjadi berhasil? Semua orang tentu senang dengan gagasan keberhasilan. Tetapi jangan lupa bahwa untuk mencapai keberhasilan setiap orang perlu giat di dalam berupaya.

Latihan rohani dan disiplin rohani itu bukan sesuatu tindakan yang sia-sia melainkan justru akan mengerjakan sesuatu yang indah di dalam diri kita. Hal indah apakah yang akan terjadi? Menurut Alkitab kita akan bertambah giat dan bertambah berhasil. Jadi orang yang sungguh-sungguh berlatih justru akan ditolong oleh Tuhan untuk menjadi semakin giat dan pada akhirnya akan berhasil. Prinsip semacam ini sejalan dengan prinsip “barangsiapa mempunyai kepadanya akan ditambahkan.”

Makin kita bersungguh-sungguh, makin kita menjadi giat dan berhasil. Makin kita meninggalkan tanggungjawab rohani, atau tidak peduli pada pertumbuhan rohani. Maka seperti yang dikatakan oleh Alkitab, apapun juga yang ada padanya akan diambil (Matius 13:12).

Berita anugerah seperti ini tentu akan menyukakan hati bagi kita yang punya kerinduan untuk bertumbuh. Tapi bagi orang yang memang tidak berminat untuk bertumbuh, maka berita ini menjadi semacam teguran atau bahkan penghakiman jika kita tidak kunjung bertobat.

 

Keberhasilan utama dalam hidup kita: mengenal Yesus Kristus, Tuhan kita.

Konsep keberhasilan yang paling utama di dalam Alkitab bukanlah berhasil di dalam pelayanan, atau usaha atau pekerjaan, melainkan berhasil di dalam pengenalan akan Yesus Kristus. Adakah ini menyukakan hati kita? Ataukah kita menjadi kecewa karena hasil akhirnya ternyata seperti ini? Mungkin sebelumnya kita menyangka hasil akhirnya adalah keberhasilan di dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, nama baik, kesehatan, umur panjang, kebahagiaan, kepuasan hidup, ternyata yang dibicarakan oleh Petrus adalah tentang keberhasilan di dalam mengenal Dia.

Menurut ukuran dunia, keberhasilan semacam ini terkesan terlalu absrak bahwa seperti tidak berarti sama sekali. Tetapi menurut Alkitab keberhasilan semacam inilah yang seharusnya merupakan hal yang paling diinginkan oleh hati kita, yaitu mengenal Dia yang mengasihi kita, yang menyelamatkan kita, yang menopang hidup kita sehari-hari.

Banyak orang bisa mengaku mengenal Kristus. Tetapi kalau menurut perspektif Rasul Petrus, pengenalan akan Kristus tidak bisa lepas dari iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih pada sesama manusia. Orang boleh saja mengaku mengenal Kristus, tetapi adakah tanda-tanda semacam itu hadir di dalam kehidupan seseorang? Orang-orang yang sungguh-sungguh percaya adalah orang yang punya kerinduan untuk mengenal Kristus. Dan orang yang punya kerinduan untuk mengenal Kristus tidak akan ragu untuk melakukan upaya apapun demi mencapai pengenalan tersebut.

Kiranya Tuhan Yesus menolong kita dan membuat kita giat dan berhasil di dalam mengenal Dia. Amin

 

Baca juga artikel lainnya

Unta dan lobang jarum

Yesus Kristus pernah mengungkapkan bahwa lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada orang kaya masuk ke dalam kerajaan Sorga. Apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan kalimat tersebut. Baca penjelasan di sini.

Apakah yang lebih penting dari kelimpahan harta?

Bukan cuma Petrus yang mengajarkan bahwa kelimpahan rohani itu lebih penting daripada kelimpahan harta, nabi Yeremia pun pernah mengajarkan hal serupa. Mari baca penjelasan nabi Yeremia di sini.

Siapakah yang menulis Surat Petrus?

Benarkah Surat Petrus ditulis oleh Petrus sendiri? Surat Petrus memiliki kemiripan dengan tulisan Yakobus sehingga ada orang yang mengatakan bahwa penulis Surat Petrus sebetulnya adalah Yakobus. Bagaimana kita menyikapi hal ini? Siapa sebetulnya yang menulis surat Petrus? Kapan? Dan ditujukan kepada siapakah surat itu ditujukan? Baca penjelasannya disini.

Apakah yang kita ketahui tentang janji Tuhan pada kita?

Rasul Petrus mengingatkan kita akan janji Tuhan yang indah. Apa sajakah janji Tuhan itu? Baca penjelasannya yang dieksposisi dari 2 Petrus 1:4 disini.
 

Bersaksi di dalam kuasa Roh Kudus

Salah satu bentuk nyata dari kelimpahan rohani yang dimiliki oleh seseorang adalah keberanian untuk bersaksi. Tuhan Yesus mendorong orang percaya untuk bersaksi di dalam kuasa Roh Kudus. Seperti apakah orang yang bersaksi di dalam kuasa Roh Kudus? Baca penjelasannya disini.